Alexander - Dilara Kembali

6.7K 306 0
                                    

Hari pertama kerja setelah 3 hari cuti. Pekerjaanku semakin menumpuk. Banyak berkas-berkas yang belum ku periksa. Di kantor ini, aku tak punya orang kepercayaan. Aku hanya percaya dengan diriku sendiri. Apalagi jika itu melibatkan hal krusial yang mempengaruhi kemajuan perusahaan.

Aku juga belum mengangkat sekretaris baru. Belum ada yang mengisi posisi Ica, yang kini telah menjadi sekretaris atau asisen Gio. Masih belum terpikirkan siapa kandidat selanjutnya. Maunya sih istriku sendiri. Natasha Andriana.

TOK TOK TOK...!!

Belum juga ku persilakan masuk, tamunya main masuk aja. Dasar tidak sopan! Tamu itu bernama Dilara. Wanita yang dengan sekuat tenaga mengejarku. Mencintaiku meski umurnya lebih tua setahun dariku.

"Halo Sayangku.... apa kabar? Sudah lama tidak memanggilku untuk sekedar berkencan atau jalan-jalan? Nggak kangen ya?" kata-katanya berusaha menggodaku.

Aku tak menanggapinya. Aku bahkan memfokuskan diriku pada laptop dan file-file penting di tanganku.

"Ayolah kita main-main dulu. Aku tak tega melihatmu sibuk dengan urusanmu. Sementara urusan kita belum terselesaikan dengan baik. Aku ingin kamu lebih memanjakanku." katanya.

"Cukup! Ku mohon kau angkat kaki dari sini! Aku tak sudi melihatmu lagi. Aku bahkan tak ingat siapa kau!" bentakku.

"Kau mengusirku Sayang?" tanya Dilara.

"Dilara, aku mengusirmu! Pergilah. Aku sudah tak ingin dekat denganmu lagi. Kau tak pantas mendekatiku lagi. Aku sudah punya Natasha."

Dilara tak kehilangan akal dalam menggodaku. Bentakanku tak dihiraukan sama sekali. Bahkan dia mengalaungkan lengannya di leherku.

"Siapa Natasha? Dia mainan barumu? Oh Tuhan, belum genap dua bulan berjauhan denganku, rupanya kau telah mendua dengan wanita lain. Siapa itu Natasha? Apa dia wanita liar juga? Apa dia lebih cantik dan menggoda daripada aku? Ku rasa dia tetap wanita murahan yang akan segera kau tinggalkan!"

Pintu terbuka. Ada tamu lagi. Kali ini istriku. Natasha Andriana.

"Maaf sudah mengganggu kalian..."

"Tidak! Jangan pergi! Kau salah paham Sayangku."

Bukannya membuat Natasha mengerti kata-kataku, sebaliknya dia berlari menjauhiku.

"Itu orangnya?"

"Ya. Itu dia!" teriakku.

Segera ku kejar Natasha. Aku yakin tetap bisa mengejarnya.

"Tunggu Nat!" teriakku.

Natasha tetap berlari. Beberapa karyawan yang tadinya sibuk dengan pekerjaannya, kini malah asik menonton aksiku mengejar Natasha srcara live. Mereka pikir aku dan istriku adalah tontonan gratis? Awas saja, nanti aku bales dengan SP. Tunggu tanggal mainnya!

Kembali ke Natasha yang tetap memiih berlari daripada berhenti. Dia tak mau ku dekati. Tapi bukan Alexander jika menyerah begitu saja. Tetap ku kejar sampai dia kewalahan dan menyerah.

Wajahnya masih tertunduk lesu. Dia masih menyimpan kemarahan terhadapku. Jika aku di posisinya, mungkin aku juga begitu. Tapi kan aku mencintainya. Jadi apa salahku? Yah, aku membiarkan Dilara memelukku.

"Kau masih marah padaku? Nat, kau salah paham!"

"Tidak!" dia berusaha tersenyum dalam sedihnya. "Aku tau dia siapa?"

"Apa yang kau tau?" tanyaku.

"Dia itu bernama Dilara. Wanita yang lebih tua setahun darimu. Dia bahkan terlalu memujamu. Dia sangat mencintaimu. Aku bisa melihatnya."

"Lalu, apa kau bisa melihatku?" tanyaku.

"Aku hanya tau kau menginginkan kata bahagia. Dan wanita itu adalah kunci kebahagiaanmu! Kau bahkan ingin selalu dekat-dekat dengannya! Kau tau, jika kau ingin seperti itu, kenapa kau nikahi aku? Apa salahku?"

"Salahmu adalah membuatku terlalu cepat mencintaimu!" kataku mantap.

Dia terkekeh.

"Kau bercanda tuan Alexander Wiliam? Kau tau batasanmu bukan? Hati seorang wanita itu lunak, lembut, dan mudah patah. Jika pernyataanmu tak beralasan, apa kau akan rela menyaksikan hati seorang wanita akan binasa?"

Dia bicara apa sih? Aku nggak ngerti!

"Sayang, aku mencintaimu. Sampai nanti pun, aku akan tetap mencintaimu. Jangan pernah berprasangka aku akan meninggalkanmu! Kau wanitaku!" kataku.

Miss HackerWhere stories live. Discover now