Vannya

602 35 0
                                    

Seminggu berlalu setelah ritual itu usai dilaksanakan, Claude pun akhirnya bangkit dari lelapnya di dunia mimpi yang membuat jantungnya tak berdetak selama tujuh hari. Berita buruk menyusul setelahnya, sebuah tanda kutukan berbentuk poligon bersisi enam tercetak pada permukaan betis Eterna, kutukan paralisis—yang sebelumnya menempel pada Lilith—berpindah padanya sebagai akibat dari kegagalan ritual itu.

“Maksudku adalah... kutukan itu—” Eterna berdeham ringan sambil mengangkat roknya yang menghalangi betisnya, “—sekarang berpindah padaku.”

Tiga hari berlalu setelah Eterna memberitahu majikannya akan hal itu, namun masih sulit bagi Claude untuk bisa menerima kenyataan pahit itu. Batinnya seakan terjungkal kaget, mendengar orang yang telah hidup bersamanya selama belasan tahun tertimpa kutukan semacam itu. Tak ada yang bisa disalahkan, fakta pun tak bisa dibantah. Terkuak jelas bahwa ritual itu tak sepenuhnya berhasil. Bicara soal apa penyebabnya, tak ada satupun yang tahu, Thomas pun bungkam ketika pertanyaan akan hal itu dilontarkan Claude, tapi....

"Kakakku, Mykie, ia mungkin bisa menyembuhkannya," papar Thomas sambil memberikan sehelai kertas—bertuliskan alamat—kepada Claude.

18 jam berlalu setelah Eterna, Lilith, dan Claude berpamitan dengan Thomas dan angkat kaki dari Dataran Virgo, kini ketiganya melanjutkan perantauannya ke selatan, mencari alamat yang tertera pada secarik kertas yang diberikan Thomas.

Alamat yang tertera pada kertas itu menunjuk pada sebuah pemukiman besar yang terletak jauh si sisi selatan Ruin City. Kakak perempuan Thomas—Mykie Veneta—dikenal sebagai seorang herbalis ternama yang tinggal di sebuah desa besar bernama Vannya. Desa itu terletak di tengah-tengah hutan beringin berusia ratusan tahun, dengan daun-daun yang tumbuh lebat tak karuan, menaungi hampir seluruh bagian desa dan menciptakan suasana teduh dan sejuk.

***

"Selamat datang di Desa Vannya!" sambut hangat seorang pria kerdil di depan Claude

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat datang di Desa Vannya!" sambut hangat seorang pria kerdil di depan Claude.

Kurcaci, itulah dia, spesies kerdil bertelinga lancip yang menjelma dalam rupa mirip manusia. Ia mengenakan pakaian overall biru tua dengan sepasang tali pengikat yang bergantung di kedua pundaknya, juga topi kecil berbentuk kerucut yang hanya menutupi separuh kepalanya yang botak.

"Perkenalkan, namaku Boris," ujar ramah sang kurcaci, "aku adalah pemandu wisata untuk pengunjung yang datang kemari."

"Kalau begitu—" Claude mengeluarkan secarik kertas pemberian Thomas dari saku celananya, lalu menyerahkannya kepada Boris, "—apa kau tahu alamat ini?"

"Em.... biar kulihat."

Boris sejenak bergeming, kedua alisnya menjorok ke bawah, memerhatikan kertas kecil pada genggaman tangannya dengan raut wajah yang serius.

"Jalan Poina... nomor 67...," ejanya pelan, lalu bergumam beberapa kali sambil melirikkan matanya menghadap langit.

"Tunggu dulu!" Boris mendadak tergugah. "Ini?"

The Sacred Witcher Act I: The CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang