Nirva

2.4K 208 4
                                    

Ruin City, sebuah kota terkutuk nan indah dengan tembok setinggi 50 kaki yang membatasi wilayahnya di sisi Utara. Jauh di perbatasan Utaranya, terdapat sebuah hutan yang dijuluki the Nameless Woods, sebuah hutan di mana terdapat mahluk-mahluk buas beragam rupa nan aneh yang entah dari mana datangnya, berusaha untuk mendobrak masuk ke dalam kota. Orang-orang biasa menyebut mahluk-mahluk itu dengan sebutan Nirva yang berarti "monster raksasa". Nirva itu sendiri juga menjadi alasan mengapa tembok setinggi 50 kaki itu dibangun. Beragam jenis Nirva mulai dari yang bisa terbang, berjalan, atau bahkan berenang, menetap dalam habitat yang sama tanpa pernah menyerang satu sama lain. Bahkan mereka cenderung saling melindungi dan bekerja sama dalam mempertahankan hidupnya tak peduli apapun jenisnya. Mereka bukan kanibal, namun biasa memburu spesies lain yang tidak dikenalinya, termasuk manusia. Kemampuan mereka dalam melakukan perkawinan silang antar spesies berbeda membuat Nirva menjadi kingdom dengan varietas terbesar dibandingkan kingdom lainnya.

 Kemampuan mereka dalam melakukan perkawinan silang antar spesies berbeda membuat Nirva menjadi kingdom dengan varietas terbesar dibandingkan kingdom lainnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau dapat berapa?" tanya seorang pemburu Nirva yang sedang memadamkan api unggun.

"Tidak banyak, baru empat koral," jawab rekannya yang sedang menjinjing sebuah karung berisikan koral yang ia maksud.

"Lumayan untuk pemanasan, bukan? Hahaha...," ia mulai bergurau.

Di dalam tubuh setiap Nirva, terdapat sebuah organ yang kebanyakan orang sebut sebagai koral. Jika disamakan dengan organ manusia, koral ini sama saja dengan jantung pada manusia. Setiap jasad Nirva yang telah mati akan hangus seperti kertas yang terbakar, menyisakan koral beku yang dapat dipungut oleh para pemburu Nirva sebagai bukti bahwa pemburu tersebut telah membunuh seekor Nirva.

"Nirva yang kau buru, seberapa besar ukurannya?"

"Cukup besar jika aku boleh mengatakannya, tingginya saja mencapai 2 meter."

"Apakah mereka bisa terbang?"

"Dari empat yang kuburu, hanya satu yang bisa terbang, sisanya berbentuk menyerupai singa raksasa berekor buaya."

"Oh wow! Spesies baru?"

"Kupikir juga begitu. Kau tahu sendiri 'kan? Mereka berrevolusi dengan cepat."

"Ya. Omong-omong, apa kau pernah dengar?"

"Dengar apa?"

"Rumor tentang Nirva berkepala dua yang pernah menghabisi satu desa di perbatasan kota Asgard."

"Emm, kurasa pernah, tapi aku tidak begitu ingat."

"Jadi begini, kau ta--"

Tak sempat menyelesaikan kalimatnya, salah seorang dari mereka terpaksa menghentikan lidahnya setelah mendengar suara dentuman aneh dari balik pepohonan tak jauh darinya.

"Apa itu?"

Suara mencurigakan itu membuat dua pemburu Nirva itu menghunuskan pedang peraknya, dan memasang kuda-kuda siaga selagi belum ada musuh yang muncul di depan hidungnya.

The Sacred Witcher Act I: The CurseWhere stories live. Discover now