Unusual Encounter

2.1K 155 7
                                    

Lima belas menit sebelumnya...

Kembali ke perbatasan Utara Ruin City, tempat di mana pria berambut perak itu membunuh Nirva berkepala dua barusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali ke perbatasan Utara Ruin City, tempat di mana pria berambut perak itu membunuh Nirva berkepala dua barusan. Setelah puas dengan aksi heroiknya, pria berambut perak itu melangkahkan kakinya mendekati gerbang utara yang menjadi satu-satunya jalan masuk ke dalam Ruin City. Tepat di depannya, terdapat seorang penjaga berpakaian besi dengan tombak panjang yang berada pada genggamannya, tampak sedang bersiaga entah apa yang terjadi.

"Hei, kau!" sahut kasar sang penjaga gerbang, mungkin karena panik.

"Tak usah berteriak, bodoh!" Pria berambut perak membalas kesal. "Hal yang kau khawatirkan sejak tadi sudah kuhabisi."

Terngiang bingung dengan perkataannya barusan, penjaga tersebut kembali bertanya, "Apa maksudmu?"

"Kau takut dengan suara raungan itu, bukan?" tebak sang pendekar berambut perak.

"Kau juga... mendengarnya?"

"Aku mendengarnya dengan jelas sekali. Suara itu berasal dari Nirva berkepala dua di sana." Si pendekar mengacungkan jempolnya ke belakang.

"Apa?!" Penjaga gerbang terkejut setengah mati.

"Jangan khawatir, aku sudah menghabisinya. Koralnya sudah kuserahkan kepada dua orang pemburu di sana."

Tak percaya dengan perkataannya, sang penjaga dengan berani menudingnya berbohong tanpa bukti konkret.

"Kau berbohong?"

"Terserah apa katamu," balas sang pendekar, tak peduli dengan perkataannya. "Aku hanya ingin masuk ke kota, ada kontrak yang harus kuselesaikan."

"Kontrak?"

"Namaku Claude Yggdrasil. Atasanmu, Freya, pasti telah memberitahumu."

Mendengar Claude menuturkan namanya, sang penjaga meneriaki kawannya yang berada dalam pos tak jauh darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar Claude menuturkan namanya, sang penjaga meneriaki kawannya yang berada dalam pos tak jauh darinya.

"Gohs! Buka gerbangnya! Utusan Freya baru saja tiba!"

"Sebentar!" pekik Gohs menggema.

Tak lama, gerbang berpintu ganda di depan Claude mulai terbuka, menciptakan segaris cahaya terang yang menusuk matanya. Tak tahan dengan silaunya, Claude menyipitkan matanya sampai gerbang benar-benar terbuka seluruhnya. Di baliknya berdiri tenda-tenda militer yang dipenuhi prajurit bertombak, kuda tempur, Nirva jinak berpakaian besi, bahkan penyihir lanjut usia yang terlihat sedang melatih muridnya.

The Sacred Witcher Act I: The CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang