26th

23.9K 1K 0
                                    

Still Adel's POV

Foto itu...

Foto 12 tahun yang lalu..

1 bulan sebelum semuanya berubah...

1 bulan sebelum keluargaku mulai mengabaikanku...

Mengabaikan diriku yang masih kecil dan sangat membutuhkan mereka

Ya.. Foto itu

.

.

.

Fotoku dan Nathan saat umurku baru 4 tahun. Foto yang diambil saat ulang tahunku, fotoku dengan gaun pemberian terakhir dari orang tuaku sebelum mereka berubah. Foto terakhir dimana Nathan masih memelukku dan menciumku dengan sangat bahagia, dan menganggapku adiknya yang sangat berharga. Yang ingin dilindunginya dari segala macam bahaya.

Sesaat aku terdiam dan kembali air mataku mengalir deras melihat foto itu telah berubah, wajahku di foto itu telah berubah.

Sangat berbeda dengan foto yang masih setia di kutaruh dalam dompetku, di foto ini wajahku terlihat berbeda. Ya, di foto ini wajahku sudah dicoret coret dengan tinta spidol warna hitam dan hanya sedikit bagian wajahku yang terlihat. Sedangkan diatasnya terdapat tulisan yang sangat menyakitkan.

I HATE YOU

Hanya dengan 3 kata itu, aku merasa kepalaku mulai pusing dan entah kenapa aku membalik foto itu serasa ada sesuatu di balik foto itu.

" Because of you, I lost my dreams."

Itulah tulisan yang ada dibalik foto itu, yang hanya membuat kepalaku makin pusing. Aku sama sekali tidak mengerti apa arti tulisan yang aku yakin ditulis langsung oleh kakakku saat ia masih kecil. Aku sangat hafal bagaimana tulisan tangan Nathan yang bisa dibilang bagus untuk anak laki laki seusianya. Aku merasa seperti mengingat suatu hal yang menyeramkan tapi aku tidak tau apa itu.

Sebelum aku pingsan seperti terakhir kalinya, aku duduk dulu di kasur king size Nathan yang masih berantakan. Aku menenangkan pikiranku, lalu baru aku melanjutkan membereskan kasur Nathan dan mengganti spreinya. Selesai semuanya aku segera kembali ke kamarku untuk kembali menenangkan diri.

"Apa yang udah gua lakuin emang ke Nathan? Apa yang gua lakuin sampe ngancurin impian dia dan sampe dia ngebenci gua sampe segininya? " tanyaku pada diriku sendiri memikirkan kalimat di belakang foto yang sudah kutaruh rapi di dalam lemari Nathan agar dia tidak curiga.

Muak dengan semua itu aku mengambil hp ku dan mencoba mengirim chat ke Glory dkk. Tidak lama kemudian ada notifikasi masuk ke hp ku dan terlihat nama Glory disana membuatku senang. Aku sedang ingin berbicara dengan seseorang, dan kupikir mereka bertiga adalah orang yang tepat. Aku sedang malas berbicara dengan Gisella entah kenapa. Tapi mungkin aku akan mencoba chat dengan mereka melalui grup kami di social media.

Aku membalas chat dari Glory dan membuat grup dengan anggotanya aku, Glory, Steffy, dan Adine.

"Hai semua!!" aku memulai chat di grup itu.

"Hai, lu ngapain buat grup ini ? grup yang satu lagi ke mana?" -Glory-

"Gak usah nyindir... -_- Lagian kalo ada grup ini gua bisa bahas tugas sama kalian. Grup yang itu bahasnya soal fashion sama jalan jalan mulu. Cape hayati kaka." -Adeline-

"Hahahaha, iya deh iya. Lagian seru juga kalo kita semua bisa chat disini." - Steffy -

Lalu obrolan itu terus berlanjut dengan pembicaraan kami yang bisa membuatku tertawa tawa sendiri saat membacanya, berbeda saat aku chat dengan Gisella, Leiora, Stakia, dan Felice. Entah mengapa aku ingin saja mencoba chat dengan mereka.

"Hai .. kalian lagi ngapain?" -Adeline-

15 menit kemudian tidak ada yang membalas chatku. Hahaha sudah kuduga, padahal mereka baru saja membalas chat dari grup kelas. Ya sudahlah ya... terima nasib saja. Lalu sepanjang hari aku hanya membalas chat dari grup baruku, tapi tidak lupa aku mencuci pakaian dan sprei yang kotor punyaku dan Nathan.

Nathan's POV

Tidak tau apa yang merasuki ku, tiba tiba saja aku ingin melihat lihat apa saja yang ada di social media Adel. Aku hanya ingin mengetahui apakah dia masuk ke dalam dunia dunia terlarang. Lagipula dia masih memiliki nama keluarga yang sama denganku, jadi kalau dia masuk ke dunia itu, yang jelek juga nama keluargaku. Kami ini keluarga terpandang, jadi jangan sampai hanya karna bocah satu itu nama keluarga kami hancur. Tidak boleh dibiarkan.

Aku melihat akun instagramnya, mungkin memang terlihat seperti stalker, karena aku memang tidak mau menjadi followersnya. Aku tidak mau menjadi followers dari orang yang sudah menghancurkan impian masa kecilku. Saat kulihat, followersnya cukup banyak padahal foto yang di post olehnya baru 4 foto. Foto kelulusan SMP nya, Foto kelasnya saat kelas 10 dan 11, dan yang terakhir adalah foto diriku dan dia saat ulang tahunnya yang ke 16. Foto yang sama dengan home screen hpnya. Aku hanya mendesah malas melihat foto itu. jujur saja memang Adel terlihat cantik saat itu, tapi kemarahanku padanya menutupi semuanya. Aku hampir tidak pernah mengucapkan selamat atas apa pun pencapaiannya dari saat itu, bahkan selamat ulang tahun saja jarang kuucapkan. Tapi, dia terlihat biasa saja walaupun aku bisa dibilang jahat padanya. Jadi ya kubiarkan saja, lalu melanjutkan aksi stalking ku karena aku tidak ada kerjaan.

TBC

Makasih buat readers yang udah mau baca

Tolong bantuan kalian buat kasih komen tentang cerita ini karena readers cerita ini berkurang terus...

Tolong bantu saya T-T

Makasih sebelumnya :)

-X-

Behind That Smile (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang