Epilog.

10.3K 597 158
                                    

Ketika dia kembali hadir, dan merusak apa yang menurutnya istriku adalah kebahagiaannya. Tak kusangka, dulu kami bersahabat dekat hingga menjadikan kisah percintaan SMA kita menjadi bumerang hebat di antara kami.

Edgar. Beberapa tempo lalu, Vian memberi tauku bahwa perusak itu mendekati kedua anakku. Dia mengatakan bahwa ia benar pemilik sekolah yang anakku tempati saat itu. Aku berniat untuk memindahkan Vian dan Vira ke sekolah lain, tapi Keyla. Aku takut dia khawatir.

Beberapa jam yang lalu. Edgar mengirimiku pesan. Dia ingin menemuiku sekarang. Entah apa yang akan dia lakukan. Sialnya, yang memberi tau bahwa Edgar ingin bertemu denganku adalah Keyla. Kebetulan ponselku waktu itu di bawa oleh Keyla saat aku sedang meeting. Sudah kubiarkan pesan itu hingga berjam jam, kini ponselku ada di tanganku, hampir puluhan pesan masuk dan itu dari Edgar. Berbagai ancaman dia keluarkan. Salah satunya yang membuatku takut.

Edgar: Kamu yakin gak mau dateng kesini? Sayang banget Zain. Ini ancaman terakhir. Aku bakal rebut Keyla, lewat ayahmu yang gila harta. Aku bisa mengubah pemikiran ayahmu tentang pernikahan kalian. Cukup beberapa detik ayahmu bakal memutuskan untuk memisahkan kalian, dan memberikan Keyla dengan enteng kepadaku. Gak ada yang susah Zain. Aku cuma mau Keyla. Ya kalau kamu tetap kekeh menolak dan menentang ayahmu, terpaksa Zain. Anakmu di tanganku.

'Anakmu di tanganku'

Kalimat itu membuatku shock dan dilema.

Edgar: Ini peringatan terakhir, sudah cukup aku menunggumu menyerahkan diri. Kali ini aku sudah memutuskan semuanya, kalau aku akan melakukan apapun demi keinginanku. Aku tidak akan mengalah lagi Zain.

Rahang Zain mengeras, tangannya mengepal menerima pesan terakhir dari Edgar. Pria itu benar benar licik. Edgar memang tak pernah main-main dengan ucapannya. Keyla sedang ada di kamar mandi. Apa sekarang dia harus pergi tanpa pamit ke Keyla? Toh, dia ingin menyelamatkan keluarganya. Anak mereka ada di tangan Edgar. Persetan dengan Edgar.

Zain segera keluar dari apartment. Lokasi Edgar ada di ujung kota. Perlu waktu yang cukup lama untuk sampai sana. Belum keadaan yang macet di sore hari begini.

Sebait doa selalu Zain panjatkan dalam hatinya. Berharap Edgar tak macam macam dengan kedua buah hatinya. Jika dia melukai Vira dan Vian sedikitpun. Habis sudah nyawa pria itu di tangan Zain. Zain mencoba mengkontrol emosinya habis habisan. Kelicikan Edgar tak ada ujungnya untuk mendapatkan Keyla. Zain harus bertindak tegas kali ini. Persetan dengan persahabatannya dulu. Di pikirannya adalah kedua anaknya, istri, dan keluarga kecilnya.

Sesekali dia melirik arloji yang berada di pergelangan tangannya. 8 menit lagi. Edgar bisa saja bertindak tanpa otak, jika kemauannya tak terpenuhi.

Lampu merah terakhir. Zain sedikit lega. Lokasinya sudah tak jauh dari sini. Edgar memang cerdik, dia memilih ujung kota dan pelosok hampir masuk ke dalam hutan untuk pertemuan sakral ini.

Edgar: bagus Zain. Kamu bisa turun dari mobil 10 meter dari gedung kosong itu. Disana ada kedua anakmu yang menunggu jemputan daddynya.

Zain: Dari dulu kamu memang brengsek Edgar.

Zain mulai memasuki kawasan bersemak. Ia memberhentikan mobilnya sesuai kemauan Edgar, 10 meter dari gedung yang ada di hadapannya.

Zain menghembuskan nafas pasrah. Semoga ini akan baik-baik saja. Melepas Jasnya, dasi, dan merenggangkan kemejanya. Lalu Zain keluar dari mobil.

"ZAINN!!" Zain menoleh. Disana sudah ada Keyla yang berdiri tegak, menatapnya dengan kekecewaan.

"Key. kamu ngapain disini sayang?" Ucap Zain cemas.

I Love My Stepbrother 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang