Chapter 30

3.8K 546 30
                                    

"Aku hanya ingin melihatnya." ucap Chrissy disela tangisnya, gadis itu melemas, Calum menahan tubuh Chrissy yang gemetar. 

"Chriss dengarkan aku." Calum memberi jeda, ia menghela nafasnya, "Harry butuh waktu dan kita semua butuh waktu. Tenanglah disini." 

Calum melepaskan pelukannya, seketika Chrissy terduduk lemas di lantai. Dia yang paling kehilangan, yang paling terpukul, dia yang berusaha melindungi yang lain, berusaha untuk tidak meninggalkan, melakukan apapun agar mereka semua tetap selamat - bersama. Chrissy tak bisa menghentikan tangisnya, bahkan untuk bicara pun ia kesulitan - semua beban menumpuk, menyesakkan dadanya. 

"Tenangkan dirimu." Calum membantu Chrissy berdiri. 

Chrissy menyeka air matanya dan melepaskan tangan Calum di lengannya dengan kasar. Ia berbalik, amarahnya memuncak saat ini. Michael hanya diam memperhatikan Chrissy yang berjalan ke arahnya. Ia tahu apa yang akan terjadi setelah ini, Michael berdiri, berniat meninggalkan ruangan.

"Chriss jangan memperburuk keadaan !" seru Calum segera menyusul Chrissy yang mendekati Michael.

Chrissy menarik lengan Michael saat ia berbalik. Tinjunya mengenai sudut bibir Michael. Calum berusaha menarik Chrissy menjauh tetapi entah kenapa gadis itu lebih kuat mendorongnya hingga tersungkur. 

"Jika bukan karena kau yang bodoh, Chloe tak akan mati !" teriak Chrissy mendorong Michael dan kembali mendaratkan tinjunya di wajah Michael. 

"Hentikan Chriss !" seru Lee menarik Chrissy tetapi gadis itu seolah mendapat kekuatan super untuk melepaskan tangan Lee dari lengannya. 

"Kau bodoh ! kau membunuhnya !" teriak Chrissy kembali memukul wajah Michael. 

Pukulan ketiga, dan Michael mencengkram erat kedua pergelangan tangan Chrissy. Tatapan keduanya bertemu. Kemarahan terpancar jelas di mata Chrissy. Gadis itu melepaskan tangan Michael dengan kasar dan tak beranjak sedikitpun dari tempatnya, menatap Michael yang masih diam. 

"Kau sudah bisu rupanya." Chrissy mengepalkan tangannya, ia berusaha menahan emosinya kali ini.

"Kau berteriak seolah aku ini memang pembunuh. Sepertinya kau mulai membenciku." Michael berusaha menenangkan pikirannya agar tidak terpancing emosi Chrissy. 

"Kau bukan pembunuh, tapi kau penyebab Chloe terbunuh." jawab Chrissy tajam. 

"Akan ku perlihatkan bagaimana cara mempertaruhkan nyawa untuk seorang teman." Michael mengambil senapan Lee di atas meja dan berjalan keluar ruangan. 

"Jangan bertindak bodoh !" teriak Lee mengejar Michael.

Calum berdecak sebal dan menarik Chrissy, menyusul Lee dan Michael. 

Michael menekan tombol darurat, membuka seluruh pelindung baja gedung kecil teknisi ini kemudian ia memutar pengunci pintunya. Derit pintu baja terdengar, Lee berlari ke pintu dan Michael menatapnya tajam.

"Jika kalian keluar, ku tembak kepala kalian satu per satu." ancam Michael yang kemudian keluar dari gedung saat pintu terbuka. 

Belum sempat Lee menyusul keluar, pintu bajanya kembali tertutup. Lee berbalik dan melihat Calum serta Chrissy yang berdiri di dekat pintu ruang teknisi. Lee berusaha menahan amarahnya pada Chrissy. Gadis itu, jika dia tidak menyalahkan Michael, maka mereka tak perlu repot memikirkan apa yang akan di lakukan Michael di luar sana. 

Calum kembali ke ruang teknisi, mengaktifkan semua akses komunikasi. James menatapnya heran, baru saja mereka semua dirundung duka karena kehilangan salah satu teman mereka tapi sekarang, Calum terlihat marah atau mungkin terlalu berambisi untuk keluar secepatnya. James bangkit, berjalan susah payah dan duduk di kursi, salah satu yang berada di depan monitor besar yang kini menampilkan gelombang radio dengan sinyal seadanya. 

211 [BOOK ONE OF 211 SERIES]Where stories live. Discover now