Chapter 22

4.2K 590 16
                                    

'Hentikan kegilaan ini. aku muak dan aku ingin keluar dari tempat pengap ini !' teriak Lee bangkit dari kursinya. 

Beberapa jam mereka tertidur dalam ruang kendali, tak ada lagi suara peluru yang berusaha menembus pintu ruang kendali, tak ada lagi teriakan-teriakan samar para agen yang menunggu mereka diluar. Calum hanya menatap beberapa monitor di depannya, kode-kode itu tak bisa ia selesaikan dan mereka hanya berhasil mematikan gelombang magnetik yang terpancar dari gedung ini, tapi tidak bisa mengaktifkan webcam pada jam tangan yang diberikan Zayn dan Rose itu. 

Harry mengerang, Chrissy terbangun dan melihat keadaan si kriting dari Inggris itu. Wajahnya pucat dan suhu tubuhnya semakin menurun. Ia berharap kejadiannya tak seperti Michael yang pingsan hampir tiga hari. 

'Are you okay ?' tanya Chrissy saat mengetahui kalau Chloe juga terbangun. 

Chloe mengangguk pelan. 

'A-apa yang ter-terjadi ?' Chloe terbata, matanya menangkap kondisi ruang kendali yang berantakan. 

'Sebaiknya pulihkan dulu kondisi tubuhmu agar kita bisa keluar dari gedung sialan ini dan mencari profesor gila itu.' jawab Lee tajam. 

'Terhubung !' 

Calum mendongak, menatap monitor di depannya. Jendela tampilan webcam muncul, koneksinya tak stabil tapi ia tahu kalau Liam-lah yang sedang berada di depan camera. Calum mengaktifkan tampilan pengaturan kode untuk koneksi jaringan yang ditangkap, beberapa kode dimasukkannya untuk membantu memperjelas tampilan di webcam. 

'Liam !' seru Lee mendekati calum. 

'Aku tak bisa menampilkan mereka, tapi aku yakin kita terhubung.' Liam tampak menoleh ke samping dan bicara entah pada siapa. Lee memperhatikannya, ia tidak tahu Liam berada di kantor atau dimana. 

'Jelaskan saja final missionnya, aku tak yakin mereka masih bersama-sama.' Profesor Marry, Calum terus mengetik ulang kode-kode yang ia gunakan untuk menambah kekuatan jaringan, dan berkali-kali juga ia gagal melakukannya. 

'Final Mission ?' sahut Chrissy bangkit dan berdiri menghadap ke arah monitor yang menampilkan jendela webcam. 

'Aku harap kalian bisa mendengarku. Aku, Louis dan Profesor Marry ditahan dalam ruang adaptasi. Profesor Hopkins adalah assistant bayangan Profesor Flyke, atau bisa kusebut saudara dari Profesor gila itu. Ku harap aku belum terlambat menghubungi kalian. CIA terpecah saat ini, Profesor Hopkins mengendalikan semuanya. Seharusnya kalian menghubungi kami agar kami bisa mengirim bantuan dan menangkap Profesor Flyke, tapi ku rasa itu tak akan bisa dilakukan. Jika kalian benar-benar mendengarku dan kalian masih bersama-sama, kalian harus pergi ke hanggar, ada beberapa bom yang biasanya tersimpan untuk Berg. Gunakan bom itu untuk menghancurkan gedung penelitian ilegal Profesor Flyke, pastikan semua mahluk ciptaannya musnah. Kami tak bisa mengirim bantuan jadi carilah orang dalam yang bisa membawa kalian keluar dari pulau itu. Walaupun aku juga seratus persen yakin kalau banyak agen CIA yang berkhianat disana.' Jelas Liam panjang lebar. Gambarnya mulai buram, koneksi semakin tidak stabil. 

'Aku yakin Michael tahu mengenai bom. Jangan sembunyi, hadapi mereka dengan senjata yang kalian kuasai. Tak ada jalan lain selain menghancurkan tempat itu.' sahut Louis kemudian. 

'Tidak. jangan hancurkan sebelum kalian bisa membawa Adam dan Profesor Flyke.' Profesor Marry menambahkan. 

'Tidak tidak ! kita tak bisa melawan mereka yang sebanyak itu ! Rose, Harry bahkan Chloe tak akan bisa berdiri.' sahut Chrissy.

'Kami sangat berharap kalian bisa kembali, menyelesaikan misi ini. Aku yakin kalian ingin sekali hidup sebagai remaja biasa.' Ucapan Liam membuat Lee mengacak rambutnya frustasi. 

211 [BOOK ONE OF 211 SERIES]Where stories live. Discover now