Chapter 2

7.1K 891 10
                                    

Bunyi baja yang berbenturan terdengar. Semakin keras hingga suara ledakan membuat seluruh ruangan bergetar. Teriakan para pegawai mulai terdengar, membuat Lee dan Michael yang masih terjaga keluar dari kamar mereka.

'Apa yang terjadi !' Seru Michael karena suara ledakan beruntun dan teriakan terdengar keras memenuhi gedung.

'Bangunkan yang lain ! Bawa semua senjata !' Sahut Lee keras dan kembali masuk ke kamarnya.

Michael membangunkan Bobby, keduanya hanya memakai celana berkantung banyak berwarna hijau dan kemeja pendek. Memakai sabuk untuk menggantung pisau dan pistol di pinggang. Masing-masing membawa sebuah pistol beserta cadangan peluru, dua buah pisau lipat dan sebuah pisau belati. Michael dan Bobby berlari ke kamar Harry dan Calum. Membantu Lee membangunkan yang lainnya.

'Guys ! You okay !' Teriak Rose yang mengecek setiap kamar.

'Apa yang terjadi ?' Tanya Lee yang sudah menyandang dua katana di punggungnya, dua pisau lipat di pinggang, pisau belati dan sebuah pistol.

'Kita harus segera pergi. Ada yang menyerang gedung ini. Profesor menunggu di lapangan.' Zayn bicara cukup keras.

'Lee, Michael dan Bobby pergilah ke lapangan lebih dulu. Aku pastikan yang lain menyusul !' Perintah Rose.

Suara ledakan terdengar makin keras bercampur dengan teriakan-teriakan para agen lain dan pegawai gedung penelitian ini. Michael, Lee, Bobby dan Chrissy berlari lebih dulu ke lapangan bersama Zayn. Mereka sudah membawa senjata mereka masing-masing. Helikopter berukuran cukup besar sudah menunggu di lapangan rumput tempat mereka berlatih. Profesor Marry dan assistantnya bahkan sedang berlari mendekat ke helikopter.

Tak lama, Chloe, Harry dan Calum sudah ikut berlari ke lapangan rumput bersama Rose. Chloe dan Harry tampak sedikit kesulitan membawa koper senapan mereka.

'Semuanya sudah di dalam !' Teriak Rose setelah masuk ke dalam helikopter.

Pintu helikopter ditutup. Suara nyaring baling-baling membuat telinga mereka berdengung. Gedung baja tempat mereka tinggal selama seminggu ini terlihat hancur sebagian, gedung besar yang berada di...

'Kepulauan Bahamas ?' Calum nyaris tak percaya melihat mereka terbang cukup tinggi dan meninggalkan tempat penelitian itu.

'Bahamas ? Jadi selama ini kita...' Chloe tak melanjutkan kalimatnya. Masih tidak bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

'Tenangkan pikiran kalian.' Ucap Zayn.

Suasana hening, hanya ada bunyi baling-baling helikopter yang terus berputar. Tak ada yang bicara, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Tak mengerti apa maksud dari semua ini, kenapa ledakan-ledakan terjadi dalam gedung baja, kenapa mereka harus segera pergi dan kenyataan bahwa selama ini mereka terperangkap dalam gedung baja penelitian di Kepulauan Bahamas. Setelah sekitar tiga jam terbang, helikopter mendarat. Pintu helikopter terbuka dan menperlihatkan lapangan heli yang cukup besar, disebrangnya terdapat gedung yang di dominasi oleh dinding kaca. Orang-orang berseragam CIA mengawal mereka semua turun dari helikopter.

'Aku bisa gila jika mereka tak menjelaskan apapun.' Ucap Harry yang terus berjalan mengikuti para agen yang mengawal mereka.

Badan Penelitian Pengembangan Wilayah, CIA

Itu yang pertama kali dibaca oleh Lee saat memasuki gedung bertingkat lima belas itu. Mereka masuk ke lift, menuju lantai delapan. Sekali lagi, tak ada perbincangan diantara mereka semua sampai pintu lift kembali terbuka. Mereka masuk ke ruangan yang cukup besar, dan bersekat kaca hitam yang sama sekali tak terlihat dari luar.

'Kita akan bicarakan semua ini dengan Penanggung Jawab.' Ucap seorang agen CIA yang membuka pintu ruangan berkaca hitam itu.

'Selamat datang dan silahkan duduk.' Wanita berambut cokelat yang termasuk dalam kategori cantik mempersilahkan mereka semua duduk. Profesor Marry dan assistantnya duduk di kursi paling ujung, kemudian ada Zayn dan Rose, baru Lee, Michael, Chrissy, Harry, Calum, Bobby dan Chloe. Duduk melingkari meja panjang ruangan itu. Tak lama pintu ruangan itu kembali dibuka, pria paruh baya dengan jas putih laboratorium masuk dan duduk ujung meja, antara Lee dan Profesor Marry.

'Aku tak menyangka kalau kalian akan datang secepat ini.' Ucap pria paruh baya itu. Bukan kalimat pembuka yang baik.

'Kita mulai saja pertemuan ini. Karena aku yakin para agen baru kita tidak mengerti dengan apa yang baru saja terjadi.' Pria paruh baya itu melirik Lee dan yang lainnya, yang duduk di samping kiri pria paruh baya itu.

'Ada agen yang berkhianat untuk menghancurkan kantor penelitian di Bahamas. Ledakan terjadi di setiap ruang rapat. Aku tidak tahu kenapa semua ini bisa terjadi, yang jelas pihak PBB melarang keras misi penelitian area 211 tetap berlanjut.' Pria itu berdehem, 'Mungkin ini terlalu cepat bagi kalian, tapi lusa, kalian akan diberangkatkan dari pelabuhan. Tidak memungkinkan untuk menggunakan pesawat.'

Calum dan Chloe saling tatap, berkomunikasi hanya lewat tatapan mata mereka dan keduanya mengangguk samar.

'Kau menyuruh kami mencari area 211 di segitiga bermuda ? Untuk apa ? Maksudku, apa yang akan kami lakukan disana ?' Tanya Chloe.

Profesor Marry, assistantnya, Zayn serta Rose menatap Chloe. Tak menyangka kalau gadis itu akan bertanya tentang tujuan misi penelitian yang selama ini memang disembunyikan.

'Sudah waktunya ku jelaskan pada kalian tentang kecurigaanku pada semua peristiwa aneh di Segitiga Bermuda.' Pria itu terdengar tenang, kemudian kembali berdehem.

'Terlalu banyak pesawat dan kapal yang hilang setiap melintasi daerah itu dan beberapa informasi menyebutkan kalau sebelum hilang, semua sistem komunikasi akan mati dan navigasi tidak akan berfungsi. Tak ada black hole di bumi dan beberapa ilmuwan sering menyebut tentang laboratorium ilegal di daerah itu. Dua ilmuwan besar, Prof. Flyke atau yang sering disebut Dr. Flyke dan Prof. Hanson tewas dalam kebakaran laboratorium di tahun berbeda. Tapi dua tahun lalu, salah satu mahasiswi Prof. Flyke mengatakan tentang keberadaan laboratorium ilegal itu pada FBI dan mahasiswi itu tewas seminggu kemudian. Di tahun yang sama saat Prof. Flyke tewas, team kedua untuk misi penelitian area 211 dinyatakan hilang setelah mengirim sinyal bantuan di kawasan segitiga bermuda. Dari situ, kami sadar kalau area 211 itu memang ada dan aku serta beberapa ilmuwan lain memutuskan untuk melanjutkan misi penelitian, mencari agen baru yang lebih cerdas. Sayangnya, setahun setelah kehilangan team kami, PBB memutuskan untuk melarang asosiasi sains manapun untuk menyelediki area segitiga bermuda. Termasuk penelitian CIA, kami tak bisa meneliti area itu selama dua tahun, sampai Profesor Marry menemukan kalian, tujuh remaja dari berbagai negara.'

Michael menatap tajam pria paruh baya itu, belum sempat dia berdiri, Lee dan Chrissy sudah menahannya untuk tidak bertindak bodoh lagi. Berteriak semaunya.

'Kenapa kami ?' Pertanyaan itu meluncur dari mulut Calum. Menbuat Zayn dan Rose menatap tajam dirinya.

'Tanpa kalian sadari, kami sudah mengamati kalian sejak lama. Aku sangat tahu, kau mengerti tentang fisika dan dunia hacker, Mr. Hood.' Jawab pria paruh baya itu tersenyum pada Calum.

'Britney, tolong bawa mereka ke kamar yang disediakan.'

***

211 [BOOK ONE OF 211 SERIES]Where stories live. Discover now