IV. Calum Hood

7.5K 901 16
                                    

"Hei, Sydney !"

Suara Harry membuatku perlahan membuka mata. Dia selalu saja memanggilku seenaknya. Dasar orang inggris !

"Bangun ! Setengah jam lagi Zayn akan menyuruh kita bersiap-siap ke ruang rapat !" Serunya yang sibuk berganti baju.

Aku bangkit, mengambil handuk yang tergantung di samping lemari dan berjalan ke kamar mandi yang berada di samping kamarku dan Harry.

Buk !

"Aaaaw !" Aku melangkah mundur. Pintu sialan.

Dasar agen wanita sialan. Seenaknya saja membuka pintu.

"Maafkan aku, Hood." Ucapnya melihatku meringis mengusap keningku yang terbentur pintu. Dia Rose, agen wanita yang selalu mengatur kami setiap saat.

Aku mendengar tawa kecil Harry, aku menjauh dari pintu, membiarkan Rose masuk ke kamar. Di seretnya dua buah koper hitam besar, di letakkannya di deka meja yang berada tak jauh dari ranjang Harry.

"Ada tiga seragam dan senjata di masing-masing koper. Pakai seragam hitam CIA untuk hari ini. Setelah rapat selesai, tetaplah di ruangan. Aku dan Zayn akan menjelaskan jadwal dan semua kegiatan kalian selama minggu persiapan." Setelah menjelaskan, Rose keluar dan kembali menutup pintu.

Aku dan Harry saling pandang, kemudian mulai membuka dua koper hitam yang sudah diberi nama itu. Calum Hood dan Harry Styles. Yaaah, ku akui nama Harry memang cocok dengan sifat dan wajahnya yang garang itu.

Aku membuka koper milikku, menemukan satu setel seragam hitam lengkap dengan lambang CIA di dada dan lengan kanan. Kemudian ada sepasang sepatu boots hitam yang  terlihat berat, ada juga satu celana olahraga berwarna abu-abu dan t-shirt hitam ketat, dan ada satu celana berkantong banyak berwarna hitam serta hem biru dongker. Selain tiga setel baju itu, ada dua pistol beserta dua set peluru dan dua buah pisau lipat. Aku benar-benar tidak percaya melihat senjata itu, bahkan ada satu pisau belati terselip diantara dua pisau lipat itu.

"Apa mereka menyuruh kita berlatih menggunakan senjata-senjata ini ?" Tanya Harry.

"Entahlah." Jawabku mengambil seragam hitam CIA dan meletakkannya di ranjang. Segera ku tutup koper milikku dan berlari ke kamar mandi. Entah sudah berapa banyak waktu yang habis hanya karena aku memandangi isi koper hitam besar yang dibawa Rose tadi.

Aku memutar keran shower. Membiarkan air dingin membasahi tubuhku. Aku mengingat jelas bagaimana aku bisa sampai kemari. Aku ingat Mali yang tak sadarkan diri saat aku berteriak keras memanggilnya sebelum diseret keluar melalui pintu belakang, Ibu dan Ayah bahkan tak ada di rumah waktu itu. Aku hanya menangis melihat Mali yang sudah tereletak di lantai dapur, sementara dia tidak tahu apa yang terjadi padaku.

Aku merindukan Mali.

Aku segera membasuh seluruh sabun dan shampoo yang tersisa di tubuhku, mengeringkan tubuhku yang basah dengan handuk dan memakai celanaku. Membiarkan tubuh bagian atasku naked dan berjalan keluar dari kamar mandi.

"Oh my god !"

Aku reflek menutup dadaku dengan handuk di tangan. Chloe ternyata ada di kamarku dan segera berlari keluar tepat saat aku masuk ke kamar. Lagi-lagi Harry tertawa. Kali ini dia terbahak.

"Sialan kau !" Umpatku melempar handuk ke wajahnya. Aku menutup pintu kamar.

"Salahkan Chloe yang datang tak tepat waktu." Sahutnya yang masih tertawa.

Aku hanya membiarkannya sibuk membereskan seragam yang diberikan Rose tadi ke bagian lemari sebelah kiri - bagian lemari miliknya, sedangkan milikku adalah bagian sebelah kanan.

"Chloe bilang, untuk rapat kali ini kita harus bertanya apapun yang terlintas di pikiran kita tentang area itu." Ucap Harry yang menutup pintu lemari.

Aku hanya diam. Mengganti bajuku dengan seragam hitam berlogo CIA itu. Kaos hitamnya sangat pas di badanku. Aku merasa seperti tentara yang ada dalam film transformers.

Aku dan Harry berjalan keluar dari kamar. Benar dugaanku, saat membuka pintu ruang rapat semua sudah berkumpul bahkan Rose sedang menyiapkan berkas.

"Kalian terlambat lima menit dan untung saja Profesor Marry belum datang." Tegur Rose padaku dan Harry.

Agen sialan. Sudah membuat keningku menubruk pintu, sekarang dia protes.

"Selamat pagi semuanya !"

Pintu ruang rapat terbuka. Profesor Marry berjalan masuk bersama assistantnya dan Zayn. Kali ini assistantnya membawa setumpuk map dan langsung membagikannya pada kami semua di ruang rapat.

Aku membuka map yang diberikan assistant Profesor itu. Semua data tentang area 211 dan penelitian dua tahun lalu, serta peta lokasi area 211.

"Kalian terlihat cocok dengan seragam agen itu." Puji Profesor sebelum membuka rapat hari ini.

Rapat dimulai, Profesor Marry mulai menjelaskan tentang area 211, lokasinya dan juga gambaran area itu. Lokasinya berada tepat di kawasan bermuda, atau yang dikenal orang-orang sebagai Bermuda Triangle yang melintas Miami dan Puerto Rico.

"Penelitian ini kembali dilaksanakan karena satu alasan yang menyadarkanku tentang laboratorium ilegal milik Dr. Flyke."

Dr. Flyke, aku pernah dengar nama itu. Mali pernah menyebut-nyebut nama itu saat ia masih menyandang status mahasiswi.

"Dr. Flyke meninggal dalam kebakaran Starlabs di Boston University. Hampir semua peneliti yang ada di laboratorium itu tewas, tapi ada satu mahasiswi yang memberitahu agen kami perihal laboratorium ilegal milik Dr. Flyke dikawasan Miami. Dan mahasiswi itu tewas keesokan harinya." Jelas Profesor Marry, beberapa foto kebakaran besar Starlabs terpampang di layar proyektor.

"Aku tak yakin, tapi laboratorium ilegal itu masih belum ditemukan sampai saat ini. Dan ini menjadi tugas tambahan bagi kalian. Sebelum berangkat ke area 211 minggu depan, kalian akan ke Miami mencari informasi tentang Dr. Flyke, jika tak ada tanda-tanda, kalian akan langsung berangkat ke area 211 di hari berikutnya."

Dr. Flyke, Mali pernah menyebut nama ilmuwan itu. Kalau tidak salah, Dr. Flyke adalah dosen Ilmu Fisika di kampus Mali. Tapi itu sudah dua tahun lalu.

"So, guys... kalian akan memulai latihan satu jam lagi. Kalian harus bernafas lega, karena latihan akan dilakukan di luar gedung ini." Rose menjelaskan.

Sorakan Bobby dan Chrissy memenuhi ruangan, Lee, Harry dan Chloe tersenyum, bahkan Michael yang kemarin marah-marah ikut bersorak senang bersama Bobby.

Tapi, nama Dr. Flyke itu mengusikku sekaran.

***

Chapter 3.
Dari sini, akan ada banyak adegan action. Gue harap kalian suka dan.. 

Jangan lupa tinggalkan jejak. VOMMENT :)

211 [BOOK ONE OF 211 SERIES]Where stories live. Discover now