| 26 |

4.8K 436 13
                                    

Marcus tengah berdiri di depan kediaman keluarga Surya. Seperti yang Bulan minta, dia harus menyelesaikan masalahnya antara dirinya dengan Venus.

Dengan yakin Marcus menekan bel yang ada di sisi tembok luar rumah Venus. Kalau saja hubungannya dengan Venus baik-baik saja, mungkin Marcus tidak perlu melakukan hal bodoh seperti saat ini.

Seorang wanita paruh baya yang masih berparas cantik keluar untuk membukakan pagar. "Marcus, kenapa nggak langsung masuk aja? Tante kira orang lain."

Marcus hanya tersenyum, tidak menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh Nova, ibu Venus. "Venus ada, Tan?" tanya Marcus ketika ia dan Nova berjalan memasuki ruang keluarga keluarga Surya.

"Dia di kamar, dari kemarin nggak mau keluar. Kayak orang lagi ada masalah, tapi pas Tante tanya dia nggak mau cerita. Coba kamu bujuk gih, siapa tau mau cerita."

Langsung saja Marcus berjalan ke arah kamar Venus yang berada di lantai dua. Ia mengetuk pintu kamar Venus yang penuh dengan sticker gambar macam-macam benda tata surya. Dan salah satu sticker yang paling besar diantara yang lain adalah bulan.

Marcus mencoba mengetuk pintu kamar Venus sekali lagi. "Venus nggak mau makan, Ma. Nggak laper sama sekali." teriak Venus dari dalam kamar. Sepertinya Nova, ibu Venus, sudah melakukan kegiatan yang Marcus lakukan sekarang ini berkali-kali sampai membuat Venus berteriak seperti itu tanpa melihat terlebih dulu siapa orang yang mengetuknya.

"Ini gue, Marcus." dan pintu yang penuh dengan banyak sticker itu pun langsung terbuka. Dan berdirilah Venus yang masih memegang gagang pintu secara defensif dengan keadaan yang sangat kacau. Dengan emosi yang tak terbaca, Venus bertanya dengan dinginnya. "Mau ngapain lo?"

"Boleh gue masuk dulu? Gue nggak mau nyokap lo denger dan mikir kita lagi nggak baik-baik aja." Langsung saja Venus menggeser tubuhnya, membiarkan Marcus masuk ke dalam kamarnya kemudian menutup pintu dan menguncinya.

Marcus duduk di sofa yang ada di sudut kamar dekat jendela kemudian memandangi keseluruhan kamar Venus yang dominan berwarna biru dengan langit-langit yang penuh dengan tempelan benda-benda tata surya. Sudah begitu lama Marcus tidak masuk ke ruangan ini. "Jadi, lo mau ngomongin apa?" suara Venus membuat Marcus menoleh dan kembali sadar kalau sedari tadi ia melamun.

"Sebelumnya, gue mau minta maaf dulu sama lo, Ven." kata Marcus dan tak mendapat respon apapun dari lawan bicaranya. "Gue tau lo pasti kesal dan bingung sama semua ini. Tapi, biar semuanya lurus, gue mau jelasin dulu dari awal." Marcus akhirnya menjelaskan pada Venus mengenai empat permintaan yang ia tawarkan pada Bulan dan niat awal Marcus yang akhirnya tidak sejalan dengan kenyataan.

Venus terdiam di tempatnya sejenak sebelum akhirnya berjalan menghampiri Marcus dan mengulurkan tangan kanannya. Marcus sejenak menatap Venus bingung, namun ia tetap menyambut uluran tangan Venus. Langsung saja Venus menarik Marcus dan memeluknya erat.

Marcus memeluk Venus balik dengan senyum mengembang di wajahnya.

"Makasih, Ven."

- - - - -


Salam hangat dari buku-buku latihan UN,

Arsiani.

Venus & BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang