| 14 |

5.3K 526 7
                                    

"Makasih buat yang tadi pagi," Bulan tersenyum kecil kepada laki-laki yang kini tengah bersandar di pintu gudang tua belakang sekolah. Laki-laki itu tersenyum sendu. Bukan permintaan seperti ini yang ia harapkan.

"Untuk hari ini gue bisa, tapi kedepannya... gue nggak yakin kalo gue bakal sanggup jauhin lo sama dia, Lan. Lo sendiri tau kan kalo dia ma--"

"Iya tau. Karena itu gue mau lo jauhin dia dari gue." Bulan memotong ucapan Marcus yang belum selesai. Ia tidak ingin mendengar kalimat itu selesai.

"Tapi karena alasan apa?" Marcus bertanya. Suaranya terdengar sangat kacau. Ia merasa sangat gagal menjadi sahabat yang baik untuk Venus saat ini.

"Karena... gue udah punya pacar, Marcus. Gue nggak bisa liat Venus kecewa karena tau hal itu." Bulan menundukkan kepalanya, memperhatikan sepatu converse biru tua kesayangannya. Ada rasa sesal dan lega saat ia memberitahu Marcus mengenai hubungannya dengan Bumi.

"A-jadi lo udah move on dari Venus?" Marcus semakin kacau. Ia tidak bisa lagi menahan rasa kagetnya saat mendengar alasan Bulan.

"Belom-eh maksud gue udah."

Marcus memperhatikan perempuan di hadapannya yang kini semakin menyembunyikan wajahnya. Ia tampak sangat gelisah. Apa karena gugup berduaan dengannya di gudang tua ini? Sepertinya bukan.

"Lo udah berapa lama sama pacar lo?" tanya Marcus ketika suasana di dalam gudang tua ini berubah menjadi canggung.

"Sembilan bulan." jawab Bulan pelan.

Kedua mata coklat tua Marcus melebar, mulutnya spontan terbuka karena kaget sekaligus tidak percaya dengan jawaban Bulan. "Demi Neptunus, Bulan, secepat itu lo move on dari Venus?"

Pertanyaan Marcus tidak akan pernah terjawab karena tepat pada saat itu suara handphone milik Bulan berbunyi memenuhi gudang tua yang sepi ini. "Ya, kamu tunggu di depan aja. Aku sebentar lagi selesai."

"Siapa?" Marcus memperhatikan Bulan ketika ia menjawab panggilan telepon itu. Marcus merasakan ada sesuatu yang aneh dengan gadis itu.

"Lo tau jawabannya. Btw, gue harus cabut duluan. Bumi udah nunggu di depan. Bye, Mars." Bulan berjalan cepat ketika akhirnya Marcus menggeser tubuhnya untuk perempuan itu lewat.

Bumi?

"Bumi Ardiansya?"

Venus & BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang