| 13 |

5.5K 548 1
                                    

Venus sedang duduk di kantin dengan segelas susu putih hangat yang sudah habis setengahnya dan satu buah roti isi keju parut yang belum tersentuh. Dua itu yang selalu menjadi menu sarapan pagi Venus.

"Oy, Ven." Marcus datang dengan ransel hitam penuh dengan coretan spidol warna-warni kemudian duduk tepat di samping Venus. Marcus tampak sedikit kacau pagi itu, Venus dapat melihat dari lingkar hitam di bawah matanya yang semakin jelas.

"Lo sakit, Cus?" tanya Venus setelah selesai meneguk susu putih hangatnya sampai habis.

Yang di tanya bukannya menjawab tapi justru memperhatikan Venus dengan tatapan aneh. Venus memandang sekitar, ternyata bukan hanya Marcus yang sedang menatapnya, namun juga para fans perempuan Venus dengan senyum yang menurut laki-laki itu horror.

"Ada apa sih?" Venus bertanya kepada Marcus yang kini menunjukkan cengiran jailnya. Merasakan ada sesuatu yang salah, Venus mengeluarkan handphone yang ada di saku celananya kemudian membuka kamera. Terlihat seperti orang yang akan selfie, para fans Venus yang sedang memperhatikan laki-laki itu berbisik heboh.

"MARCUS KENAPA LO NGGAK BILANG DARI TADI SIH?!" Venus berteriak karena kesal dengan Marcus yang tidak memberitahu dirinya kalau saat ini ia memiliki kumis putih akibat susunya yang membekas.

Marcus hanya menertawai sahabatnya dengan puas. Hari masih pagi namun Venus sudah menjadi pusat perhatian hampir seluruh sekolah karena 'kumis putih'nya. Tapi tidak untuk perempuan yang satu ini.

Bulan berjalan memasuki area kantin sekolah yang cukup ramai dengan siswa-siswi yang tengah menyantap sarapannya, hingga tiba-tiba ia mendengar teriakan dari arah meja Venus.

Bulan hampir saja tertawa melihat wajah Venus dengan kumis putihnya itu, namun ternyata Bulan masih dapat mengendalikan emosinya untuk tidak jatuh pada pesona Venustra--lagi. Walau ia harus akui kalau Venus sangat amat lucu dengan kumis putih itu di wajahnya.

Seketika pandangan mereka berdua pun bertemu. Venus melihat Bulan tengah memperhatikannya dari jarak cukup jauh, ia tampak sedang melamun hingga akhirnya sadar dan mengalihkan pandangannya dari Venus.

"Itu Bulan, gue mau ketemu dia dulu." sebelum Venus benar-benar bangkit dari duduknya untuk menghampiri gadis yang bernama Bulan itu, Marcus sudah menahannya lebih dulu.

"Disini aja, Ven, temenin gue bentar. Tiga menit lagi juga bel masuk, tanggung kalo nanti lo lagi ngomong sama Bulan tiba-tiba bel." cegah Marcus.

Venus menatap Marcus aneh, namun akhirnya ia mengangguk dan kembali asik mengobrol dengan Marcus.

Yang Venus tidak tahu, ada dua orang yang merasa amat sangat lega dan sangat bersalah pada waktu yang bersamaan.

Venus & BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang