| 3 |

9.5K 777 16
                                    

Venus melangkahkan kakinya ke arah kantin yang sudah penuh dengan anak-anak Harapan Bangsa. Seluruh pasang mata yang ada langsung melirik ke arahnya, terutama para perempuan yang mengakui dirinya adalah fans dari Venus.

"Ven, lo kemana barusan?" rasa hangat yang menjalar disekitar pundak Venus membuat laki-laki itu menoleh dan mendapatkan Marcus berjalan di sisinya.

"Di kejar Bu Ratih gara-gara gue keliatan pake celana pensil," Marcus langsung menunduk, melihat celana seragam Venus yang memang sangat ketat dengan kaki panjangnya. Marcus kemudian tertawa.

"Seneng lo liat temen sendiri susah." ujar Venus sambil mendorong bahu Marcus pelan. Bukannya berhenti, tawa Marcus semakin keras. Membuat seluruh pasang mata melihat ke arah Venus dan Marcus yang asik membuat keributan sendiri.

"Udah tau kalo hari Kamis Bu Ratih keliling sekolah, lo lagi pake nantangin dia," Marcus duduk di salah satu meja kantin yang kosong dengan Venus di sampingnya. "Gue lupa, tadi pagi udah kesiangan jadinya panik harus milih celana yang mana lagi." kata Venus dengan wajah yang di buat melas.

"Yang ada dengan lo pake celana pensil kaya gitu malah bikin lo makin telat karena lo sendiri, bego! Kan lo tau pake celana kecil itu gimana perjuangannya. Dan tadi lo bilang kalo lo lagi kesiangan sama panik, bisa-bisanya lo aja itu mah." Marcus menggeleng pasrah ke arah Venus yang duduk di sampingnya.

"Apa sih yang seorang Venustra Surya nggak bisa?" Venus memainkan kedua alisnya, mencoba untuk menggoda Marcus dengan gaya cool yang memang merupakan ciri khas seorang Venus.

Melihat orang di sebelahnya mulai mengganggu, Marcus mendekat ke arah telinga laki-laki di sampingnya, membuatnya diam sejenak. "Bikin dia jatuh lagi sama lo. Itu yang lo nggak bisa."

Venus terdiam sejenak. Ia seperti tengah mempertimbangkan sesuatu. Apakah ia harus memberitahu Marcus soal tadi? Marcus yang menyadari ada sesuatu yang mengganggu Venus memutuskan untuk bertanya, "Lo kenapa, sih? Tampang lo kaya orang mendadak mules." Venus hanya diam dan memberikan sebuah gelengan pelan kemudian bangkit berdiri. "Gue ke kelas duluan ya."

Venus & BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang