| 10 |

6.2K 619 2
                                    

Ini masih jam pelajaran, dan kini Venus membawa Bulan pada tempat kesukaan gadis itu; gudang tua belakang sekolah.

Hening menyelimuti mereka berdua setelah Kejora meninggalkan Bulan dengan perasaan setengah hati karena tidak yakin Bulan akan baik-baik saja setelahnya. Venus berdeham pelan, "Jadi, lo kenapa?"

Bulan yang duduk di tempat biasa ia duduki, menatap laki-laki yang berdiri tepat di depan pintu gudang, persis seperti beberapa waktu yang lalu saat keduanya bertemu secara tidak sengaja di gudang ini.

"Lo denger semuanya?" bukannya menjawab pertanyaan Venus, Bulan justru mengeluarkan pertanyaan baru yang membuat Venus mendecak sebal.

"Gue nanya duluan, Bulan. Lo jawab dulu pertanyaan gue, abis itu baru lo yang tanya." Venus memutar bola matanya sebal, membuat Bulan menghembuskan nafasnya karena ia tahu kalau Venus menginginkan jawabannya.

"Lo mau jawaban jujur atau bohong?" tanya Bulan. Dengan tak sabar Venus menjawab, "Jujur."

"Gue nggak kenapa-kenapa,"

"Bohong."

"Lo kan minta gue jawab jujur, itu jawaban yang gue kasih." Bulan mencoba menatap Venus tajam, namun tatapannya berubah ketika mendapati wajah Venus yang begitu gusar.

Ada jeda selama kurang lebih lima menit yang membuat mereka saling mengunci mulut dan sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tanpa keduanya tau, bahwa keduanya saling merindukan satu sama lain. Hanya saja mereka belum dapat merasakan itu.

"Gue minta maaf." kata Venus dengan suara paraunya.

Bulan melongok mendengar ucapan Venus. Namun, akal sehatnya masih bekerja dengan normal dan emosi masa lalu yang membuncah setelah sekian lama Bulan pendam sehingga mengalahkan betapa besarnya keinginan hatinya untuk menerima kembali laki-laki di hadapannya ini. "Semua udah terlambat, Venus." kata Bulan pelan.

Venus menggeleng pelan, "Belum, Bulan." tatapannya mengunci Bulan agar melihatnya tepat di manik mata. "Gue akan mencoba memperbaiki semuanya, dari awal, hingga semuanya akan terasa begitu benar."

"Nggak ada yang perlu di perbaiki dan di benarkan, Ven. Lo harus terima kenyataan sekarang kaya gimana. Kita bukan lagi kita yang dulu." Bulan menekankan kata kita pada ucapannya, membuat Venus menjadi semakin gusar.

"Gue akan berusaha, sebisa mungkin."

Bulan menggelengkan kepalanya cepat, pikirannya sudah penuh dengan kata-kata Venus yang terus memaksa untuk memperbaiki hubungan mereka dari awal. Bulan tidak yakin kalau ia bisa menerima Venus sebagai orang yang sama setelah kejadian yang membuat mereka berpisah.

Venus berjalan mendekati Bulan yang tengah duduk memeluk kakinya dan menenggelamkan wajahnya di antaranya. Venus menyentuh tangan gadis itu, membuat Bulan tersentak begitu saja. Gadis itu begitu terkejut ketika merasakan sentuhan dingin tangan Venus.

"Menjauh." ucap Bulan ketus. Ia menatap Venus dengan tatapan yang tajam, seolah-olah laki-laki yang kini juga duduk di hadapannya adalah musuh terbesarnya.

"Pegang kata-kata gue, Bulan. Gue janji akan memperbaiki semuanya dari awal. Dan Bulan, gue nggak akan melepas lo untuk kedua kalinya karena kebodohan gue."

Venus & BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang