Bagian Dua Puluh Tujuh: Virus Cinta

13.6K 1.5K 214
                                    

A/n: Kemaren aku dapet sejumlah komen, bilangnya nggak tau kalo Nara meninggal. Tolong yang belum ngerti baca ulang sinopsis atau part 1. Kalo mau nanya yg lain asal sopan boleh buka ask.fm aku, saviranc

oiya HAPPY BIRTHDAY buat reader setia @rusa90 ! yang katanya ultah kemaren kamis. maaf ya baru post hari ini. Hope you love it !

==

Bagian Dua Puluh Tujuh: Virus Cinta.

==

Atha bertopang dagu, menatap Nara yang sedang memperhatikan buku catatan matematikanya. Berbanding terbalik dengan Atha yang justru sibuk tenggelam dalam pikirannya. Memikirkan kejadian beberapa jam lalu yang sempat membuat riuh seantero kelas.

"Gue pilih Atha." kata Kariza pada Nara. Tepat disaat Atha baru menginjakkan kakinya diambang pintu kelas tadi pagi.

Lalu detik itu, semua menoleh kearahnya. Dan yang Atha tahu─ sorakan meriah dari barisan anak laki-laki langsung memenuhi kelas. Ketika itu Atha sadar sesuatu telah terjadi. Bahkan Nanda juga Irina melempar tatapan tidak terbaca kepadanya.

Jam istirahat tadi, Atha ingin menanyakannya ke Kariza─tapi entah kenapa, pemuda itu seperti sedang sengaja menghindarinya. Sekalinya mereka bertemu pandang, Kariza adalah orang pertama yang membuang muka.

Atha mengulum bibirnya kedalam kemudian menenggelamkan kepalanya diatas lipatan tangan. Lidahnya gatal ingin bertanya kepada Nara. Tetapi rasanya dia juga tak akan menjawab.

Setelah sekian lama berpikir─tiba-tiba saja bel pulang berbunyi. Helaan napas lega langsung terdengar. Pelajaran matematika sebagai jam penutup memang bukanlah hal mudah.

Ditengah Atha sibuk memasukkan bukunya kedalam ranselnya, Nara langsung cabut memakai ranselnya─berjalan keluar kelas tanpa mengatakan sepatah kata.

"Eh..Nar.." Omongan Atha pun menggantung, dia mendengus kesal, lagi-lagi mengurungkan niatnya untuk bertanya.

Tidak sengaja─ekor mata Atha mendapati secarik sobekan kertas tertinggal di meja Nara. Seperti sengaja ditinggalkan supaya dibaca. Iseng, Atha meraih dan membacanya. Tersenyum tipis ketika sadar bila kertas itu memang diperuntukkan untuknya.

Jangan sampai telat.

Tulisan tangan Nara. Atha memasukkannya kedalam saku seragam. Berniat menyimpannya seperti yang dialakukan terhadap kertas sobekan sebelumnya.

Selesai memakai ranselnya, Atha mengedarkan pandangan. Melotot saat melihat sosok Kariza dari balik jendela sudah berjalan keluar kelas. Dengan sedikit panik, Atha menyusulnya. Teringat bahwa ojek pulang-pergi sementaranya disini adalah Kariza.

Berlarian kecil di koridor hingga menjadi pusat perhatian sama sekali bukan tipikal Atha─namun karena yang dipanggil adalah seorang Kariza Tarazio, maka Atha memerlukan usaha ekstra.

"Kariza!" panggilnya setengah berteriak.

"Kari!"

"Rija!" cobanya lagi.

"KARIZA!"

Pemuda yang berjalan sambil memainkan ponselnya itu tersentak, hendak menoleh ke belakang─namun malah jadi bahan tertawaan umum karena dia menabrak tembok sampai hampir kehilangan keseimbangan.

"Ahahah─" Atha menutup mulutnya. Sadar bahwa tawanya yang barusan kelewat keras. Dia menggigit bibir bawahnya seraya menghampiri Kariza yang menyisakan jarak beberapa meter lagi.

Replaying UsWhere stories live. Discover now