2-4

9.1K 908 324
                                    

(bakal banyak kyudh moment, hati-hati baper)

Calum's POV

Aku baru sadar kalau ternyata ini malam tahun baru. Pantas saja jalanan begitu padat merayap, sehingga mobilku terjebak macet hingga sekitar 20 meter.

Padahal, aku ingin segera menemui Summer.

Kau tahu? Aku merindukannya.

Aku memukul setirku, mengklakson dengan penuh ketidaksabaran. God, ini sudah lewat pukul 11 malam dan aku tidak ingin melewatkan pergantian tahun tanpa Summer.

Lucu, bukan? Aku baru saja putus dengan pacar yang sangat kucintai namun kini, yang aku inginkan hanyalah bertemu gadis bodoh berambut pirang itu.

Untungnya kemacetan ini terjadi tidak begitu lama, sehingga aku segera memacu mobilku dan melaju kencang, menuju bar yang disebutkan oleh Megan.

Sesampainya aku disana, kesialan menghampiriku. Tempat parkir sudah penuh, apa yang ada di otak orang-orang, menghabiskan malam tahun baru di bar? Ide yang buruk.

Sehingga, aku terpaksa memarkir mobilku cukup jauh dari bar, dan aku berjalan menuju bar.

Seorang sekuriti meminta kartu identitasku dan aku memberikannya, lalu ia mengembalikan kartu identitasku.

Aku heran bagaimana Summer bisa masuk ke dalam bar padahal usianya masih 17 dan belum memiliki kartu identitas.

Fake ID? Mungkin.

Ketika aku masuk ke dalam bar, aku mengedarkan pandangan untuk mencari Summer, but fuck, terlalu banyak gadis berambut pirang di bar ini.

Namun mataku segera menatap sosok gadis itu; ia menyandarkan tubuhnya diantara dinding dan meja. Ia tampak sangat kacau. Dan dengan mantap, aku melangkahkan kakiku menuju ke arahnya.

Ia belum menyadari keberadaanku hingga akhirnya aku memutuskan untuk menyapanya terlebih dahulu, membuatnya mendongak ke arahku dengan senyum menghiasi wajahnya.

"Hai," Ia berucap dengan nada girang, kemudian berusaha membenarkan posisi berdirinya. Ia gagal, ia jatuh lagi ke lantai.

Aku segera membantunya berdiri, mengalungkan lengannya di leherku kemudian memapahnya berjalan keluar dari bar.

Di tengah perjalanan, ia melepas heels merahnya, berkata kalau kakinya terasa sakit. Dasar manja, pikirku. Namun, instingku mengatakan lain.

"Tidak baik jika seorang gadis tidak memakai alas kaki seperti itu," Aku berjongkok, melepas sepatu vans oldskoolku kemudian memasangnya di kedua kaki Summer, dan ukurannya terlampau besar untuk Summer, membuatku ingin tertawa.

"Ini kebesaran." Komentarnya, menatap ke arahku yang masih berada di bawahnya.

"Kau ini tidak tahu berterimakasih, ya." Aku berdiri lagi, meraih tubuh Summer untuk menjaga keseimbangannya, dan membiarkan kakiku telanjang.

Kami kembali berjalan dalam keheningan, namun samar-samar aku mendengarnya menyanyi.

Ia menanyikan lagu bandku.

"Kau pikir ibumu senang melihatmu mabuk-mabukan seperti ini?" Aku mendengus, menoleh ke arahnya.

"Kau pikir Luna senang melihatmu berdua denganku seperti ini?" Ia balik bertanya, tidak membuat kontak mata denganku.

"Aku putus dengannya." Ucapku pelan, namun cukup keras untuk didengar.

"Akhirnya! Aku sudah menunggu hal itu untuk terjadi sejak lama!" Ia bersorak gembira, sementara langkahnya semakin terseok-seok membuatku tertawa.

Groupie101 • calumhoodWhere stories live. Discover now