0-4

13.1K 980 137
                                    

Author's POV

Ia berdecak kesal dan mengacak rambut frustasi, sudah 5 menit ia berdebat dengan security.

"Dengar, aku tidak tahu namanya—fuck. Aku tidak pernah ingat untuk menanyakan namanya." Calum mendengus kesal.

"Baiklah, baiklah. Beri tahu saja seperti apa ciri-cirinya."

"Ia cantik," Calum mendesah, "Apa itu cukup?"

"Akan banyak gadis cantik yang datang, sir."

"Ia berambut gold blonde dan wajahnya cantik," Calum meneruskan, "she has beautiful grey eyes. usianya kira-kira 17 tahun."

Si security mengangguki tanda mengerti, dan Calum mendesah lega. "Kuharap kau tidak salah orang." Dan dengan itu, Calum melenggang pergi.

*

Bukannya berada di tempat yang seharusnya ia berada, Summer malah memilih menonton tv dan makan spaghetti diatas sofa empuknya.

Ia berdebat dengan batinnya sendiri, antara ingin datang atau tidak. Rasanya ia tidak ingin melihat Calum untuk hari ini.

Tentu saja Summer rindu. 3 hari lalu adalah hari terakhir ia melihat Calum, dan semenjak itu ia belum bertemu dengannya lagi.

"Datang tidak, ya," Summer memainkan ujung rambutnya, dengan mulut penuh saus pasta.

"Ya sudah, aku akan datang." Ucapnya setelah menimbang-nimbang cukup lama.

Summer beranjak dari sofanya lalu mematikan televisi, dan berjalan terburu-buru menuju kamar mandi.

Ia harus tampak cantik di depan Calum.

Ketika ia selesai mandi, ia berlari kecil menuju kamar dengan hanya sehelai handuk. Ia segera duduk di meja riasnya dan memoles wajahnya dengan make up natural, dan berpakaian cukup rapi.

Ia memutuskan naik taksi untuk menuju venue, walaupun ia tahu acaranya sudah mulai daritadi dan ia terlambat setengah jam.

Sampai disana ia berdebat dengan dirinya sendiri lagi, tiba-tiba saja ia merasa tidak enak, seperti akan ada sesuatu buruk terjadi, dan menyesali keputusannya untuk datang kemari.

Summer menghela nafas, kemudian pandangannya bertemu dua orang security yang berjalan menuju ke arahnya.

"Bisa kulihat tiketmu?" tanya si security, Summer mengangguk dan mengaduk isi tasnya, memberikan tiket miliknya.

"Apakah kau mengenal Calum Hood?" tanya pria setengah tua itu lagi.

"Y-ya, ia temanku." jawab Summer asal, walaupun ia tahu, Calum tidak akan pernah mengakuinya sebagai teman.

"Baiklah." Si security mengambil sesuatu dari sakunya dan memberikannya pada Summer.

Tiket yang sama, hanya saja bertuliskan 'akses VIP'.

Summer mengerutkan dahinya, "Mengapa kau menukarkan tiketku?"

"Mr.Hood yang menyuruh kami."

Summer mengangguk tanda mengerti, namun ia tidak bisa menahan senyumnya dan menyangkal bahwa perlakuan Calum membuatnya merasa spesial.

Kedua security itu menuntun Summer masuk ke dalam, berjalan membelah kerumunan, dan menunjuk ke arah sebuah kursi kosong di barisan paling depan.

Pandangan Summer tertuju pada keempat objek yang ada diatas panggung; yang salah satunya adalah Calum. Mereka duduk di kursi panjang, berjajar seperti barisan malaikat.

Groupie101 • calumhoodWhere stories live. Discover now