1-9

8.9K 920 605
                                    

Calum's POV

Aku harus membuat keputusan.

Dan ketika aku memutuskan hal tersebut, kuharap tidak ada pihak yang merasa kecewa, karena aku tidak ingin membuat salah satu dari mereka kecewa.

Jika saja aku dapat memutar ulang kembali waktu, aku tidak akan mau pernah mau mengenal Summer.

Andai saja aku tidak mengenal dunia groupie.

Teleponku berdering, menandakan sebuah panggilan masuk. Dengan malas, aku bergulir dari ranjangku dan mengambil ponselku, mendapati orang yang baru saja kupikirkan sedang berusaha menghubungiku.

"Ya, ada apa?" tanyaku malas. Ini masih terlalu pagi jika ia meminta sesuatu yang aneh-aneh.

"Aku butuh bantuanmu, Calum, please." Dang. Benarkan, gadis yang satu ini selalu berusaha merepotkanku.

"Uh. Dengan apa aku harus membantumu?"

"Bisakah kau ke apartmentku? Cepat, secepat mungkin."

"Apakah kau tidak punya jam dinding di rumah? It's fucking seven in the morning." Aku mendengus keras, memastikan agar ia mendengarku.

"Calumbaby, do you remember the second rule?" dan aku yakin seribu persen ia sedang menyeringai saat ini.

"Kau sama sekali tidak membiarkanku hidup walau hanya satu menit, ugh." Gerutuku, kemudian aku mendengar suara gelak tawanya meledak.

"Cepat, Calum. Aku sangat membutuhkan bantuanmu."

*

"Jadi, aku jauh-jauh datang kesini hanya untuk... mengganti lampu?"

"Ya, memang." Summer meringis, kemudian menyodoriku sebuah lampu neon. Aku menerimanya sambil mendengus. "Kau tahu, Cal. Kau orang paling tinggi yang pernah kutemui setelah Luke. Jadi, tidak salah kan jika aku meminta bantuanmu?"

"Aku tahu kau hanya memujiku saat kau butuh bantuan."

Gadis berambut pirang itu hanya tertawa polos, kemudian menyelipkan anak rambutnya yang jatuh menutupi wajahnya. Kenapa aku teringat pada Luna yang juga selalu menyelipkan anak rambutnya ke telinga setiap kali ia tertawa?

"Calum, segera pasang lampunya! Aku butuh mandi." Ia menyadarkanku kembali ke realita, membuatku menatapnya dan lampu itu secara bergantian.

"Uh-huh, iya-iya." Aku menganggukkan kepalaku dan berjalan menuju kamar mandinya, sementara ia mengikutiku dari belakang.

Sebelum mencopot lampu lamanya, aku mencoba terlebih dahulu menghidupkan saklar lampu namun memang benar-benar lampu itu sudah mati. Dengan hati-hati, aku berjinjit dan mencopot lampu dari tempatnya, dan memberikan lampu lama itu kepada Summer.

"Hei, kenapa tidak mengganti lampu ini sendiri?" Kepalaku menoleh kepada Summer yang memainkan ujung rambutnya manja.

"Kau tahu kan kalau aku tidak tinggi." Ia memajukan bibir bawahnya sambil memainkan ujung tank top dongkernya.

"God." Aku meletakkan lampu neon itu di bath tub yang kering kemudian berjongkok di hadapannya, membuat ia menatapku dengan keheranan.

"Jika kau memang tidak tinggi, aku akan membantumu menjadi lebih tinggi kali ini."

Ia menggeleng cepat-cepat. "Bagaimana jika kau tiba-tiba menjatuhkanku?, aku tidak bisa mempercayai lelaki hidung belang—maksudku—besar," Ia tergelak.

"Kau yakin hanya hidungku yang besar?"

"Shut up." Ia memutar bola matanya, kemudian mendekat ke arahku dan meraih lampu neon yang kuletakkan di bath tub dan naik keatas punggungku.

Groupie101 • calumhoodWhere stories live. Discover now