2-1

8.3K 846 449
                                    

Author's POV
.
.
.
Jangan panggil ia Summer Gold jika ia berhenti berusaha.

Karena ia tidak akan pernah.

Walaupun Calum telah mempermalukannya di depan banyak orang, tetapi pendiriannya tetap teguh. Bagaimanapun caranya, ia harus mengembalikan Calum ke dalam peluknya.

Summer telah mempersiapkan segalanya, ia juga sudah siap jika kali ini terjadi penolakan lagi.

Ia dibantu Megan, mereka membuat kue tart bertuliskan sorry untuk Calum, tak lupa Summer menambahkan banyak cokelat dan gula karena Calum sangat menyukai manis.

"Aku yakin Calum akan menyukai kue tart ini," Summer menghiasi tart buatannya dengan icing sugar, kemudian ia menambahkan potongan strawberry dan cherry sebagai pemanis tampilan.

Megan menghela nafas panjang, menatap temannya itu dengan prihatin. "Kau tidak seharusnya berjuang sedemikian rupa. Ia saja tidak peduli padamu."

Summer menoleh pada Megan, meletakkan kembali strawberry di tangannya ke dalam mangkok. "Meg. Untuk mendapatkan sesuatu, terkadang kita harus berusaha."

"Kau bukan lagi berusaha, tapi kau berjuang. Berjuang terlalu keras." Megan menatap lurus ke arah Summer, yang kini menyilangkan lengannya di dada.

"Jika kau tidak ingin membantuku, ya sudah. Kau boleh pergi. Kupikir, itulah gunanya teman. Untuk mendukung sama lain."

"Duh, cmon, Sum. Kau jangan marah, aku hanya memberitahumu. Aku hanya tidak ingin kau berakhir mengenaskan seperti kemarin, mengalami penolakan."

"Sum, kau dengar aku. Ribuan sperma berjuang mati-matian, berebut masuk ke dalam satu indung telur."

"Tidak ada dalam sejarah, indung telur yang mengejar sperma. Itu terbalik."

Summer tertegun. Ucapan Megan ada benarnya, tetapi, setelah Summer pikir-pikir lagi, menurut Summer itu adalah pemikiran kuno.

"Jadi, sebagai wanita kita harus diam dan menunggu, tanpa ada usaha? Hell, no. Ini jaman emansipasi, Meg. Aku bukan tipikal wanita kuno," Summer tertawa remeh, menyibakkan rambut pirangnya ke belakang.

Megan menghela nafas panjang, "Aku hanya mencoba memberitahumu. Jika kau masih saja bebal, Aku bisa apa?"

"Kau bisa pergi." Sahut Summer sambil memutar bola mata. Sepertinya, Summer sudah tertular sikap rude Calum Hood.

"Wow, okay. Good luck with him." Megan mengangkat bahu, kemudian memutar balikkan badannya 180 derajat, berjalan keluar dari apartment Sumner.

Summer hanya mengedikkan bahu dan kembali kepada pekerjaannya, menghias kue tart.

*

Taksi menurunkannya tepat di depan apartment Calum. Ia membungkus rapih kue tartnya dalam boks yang dihiasi aneka pita dan glitter.

Ia tidak pernah merasa sebangga ini sebelumnya. Biasanya, ia akan menolak mentah - mentah ajakan almarhumah ibunya untuk membuat kue,

Namun kali ini ia membuat kuenya dengan spesial, buatannya sendiri.

"Hey, Ash." Sapa Summer ketika Ashton membukakan pintu apartment.

"Hey... Summer?," Ashton menaikkan kedua alisnya bersamaan, pandangannya tertuju pada boks berwarna pink penuh glitter yang dibawa oleh Summer.

"Uh, apakah Calum ada di dalam?" tanya Summer, memeluk boks berisi kue tart itu erat-erat.

"Ya, ia baru saja mandi," Ashton melanjutkan, "Apa itu?" Tanya Ashton sambil menunjuk ke arah boks kebanggaan Summer tersebut.

Groupie101 • calumhoodWhere stories live. Discover now