1-4

9.7K 882 323
                                    

Summer' POV

Dengan ragu, aku menimbang-nimbang akan menerima telepon Calum atau tidak. Separuh dari diriku ingin bicara dengannya namun separuhnya lagi tidak. Dan dengan berat hati, aku menekan tombol answer.

"Halo." Aku mengeluarkan suaraku yang lebih terdengar seperti tikus berdecit, suaraku serak dan parau karena menangis.

Ada pause yang cukup lama diantara kami, hingga akhirnya Calum menjawabku dari seberang sana. "Halo, Summy, aku minta maaf atas apa yang telah terjadi, aku—kau harus memaafkanku karena aku ingin kau menjadi pacarku, kita dalam masalah yang cukup besar dan hanya kau satu-satunya bantuan yang tersedia kumohon kumohon." Dahiku berkerut sambil mencerna kalimatnya, ia berkata tidak cukup jelas dan sangat cepat di telingaku, tapi aku masih bisa mendengarnya.

"Apa? Bisakah kau berbicara pelan-pelan?" tanyaku padanya, membuat jeda diantara kami terjadi lagi.

"Aku minta maaf, fuck, aku— kau harus memaafkanku." Ucapnya lirih.

"Dan kenapa aku harus memaafkanmu?"

"Karena kau cantik." Jawabnya, benar-benar jawaban diluar perkiraanku.

"Cal," aku menghembuskan nafas panjang, "Kau tidak bisa begitu saja menyuruhku memaafkanmu hanya karena kau memanggilku cantik."

"Tidak, aku juga tidak bermaksud berkata seperti itu, kau sama sekali tidak cantik." Jawabnya, dan aku yakin seratus persen ia sedang menyeringai saat ini.

Aku memutar bola mataku cepat, "Lalu apa yang ingin kaukatakan selain itu?" aku teringat samar-samar mendengar ia mengucapkan ingin berpacaran denganku.

Atau mungkin itu ilusiku?

"Kau—fuck, Ashton, apa yang harus kulakukan?" ia berteriak cukup keras, sehingga aku dapat mendengarnya dengan baik.

"Ask her out, you dumb ass!" aku mendengar suara lain yang juga cukup keras, membuatku tertawa kecil.

"Uh, Sum," Calum kembali berbicara padaku, dan aku bisa mendengar suaranya bergetar. "Bisa kita bertemu? Aku—um, ingin mengajakmu ke sebuah acara kecil yang dianggap romantis as fuck yang biasa disebut kencan."

"Jika kau ingin bertemu denganku, kau hanya perlu menemuiku, tidak usah—mengajakku kencan seperti itu,"

Lies. Tentu saja aku ingin diajak kencan oleh Calum, namun aku mengerti Calum bukan tipikal pria yang do romance.

"Tapi aku harus." Jawabnya tegas, "Aku harus mengajakmu kencan and show you how gentleman I am."

Tawaku meledak ketika ia mengucapkan ingin menjadi seorang gentleman di hadapanku. "Allright, whatever, Cal."

"Kau masih di New York?"

"Seharusnya penerbanganku ke Sydney malam ini, tetapi jika kau mengajakku—kencan, aku akan membatalkannya."

"Kau lebih memilih bertemu denganku daripada pulang ke Sydney? I must be someone special for you." Jawabnya, ia pasti sedang menyeringai bangga saat ini.

"Terserah."

"Meet me in a Restaurant near your hotel at 7," terangnya, kemudian aku mengiyakannya. Lagi-lagi terjadi pause diantara kami, hingga akhirnya Calum berucap;

"See you babygirl."

Dengan perasaan campur aduk, aku tidak menjawab Calum dan memilih untuk memutus sambungan telepon kami.

Its funny, aku selalu dengan mudah memaafkan dan memaklumi Calum. Dan aku tahu siapapun yang berada di posisiku tidak akan semudah ini memberi Calum kesempatan ke-seribu empat ratus delapan puluh dua seperti yang kulakukan.

Groupie101 • calumhoodWhere stories live. Discover now