1-0

10.6K 881 416
                                    

When he walks away I count the steps that he takes.

Pikiranku melayang jauh tak terhingga, memikirkan tentang apa yang akan terjadi pada kami setelah ini. Apakah ia akan melupakanku? Apakah aku akan melupakannya? Akankah kami bertingkah seolah tidak pernah terjadi apapun diantara kami?

Saat itu juga, aku melihat Calum memutar balikkan badannya dan berjalan kembali menuju ke tempat dimana aku berdiri. Mungkin ia mengubah pikirannya. Mungkin ia akan mengajakku Tour bersamanya?

"Summer," ucapnya ketika ia berhadapan denganku.

"Calum," aku menahan nafasku yang tercekat. Aku masih menerka-nerka alasan apa yang membawanya kembali menemuiku.

Dengan gugup ia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, sebuah gulungan kertas kecil.

"Berjanjilah padaku kau akan datang di konserku." Ia menyodoriku sebuah tiket, membuat rahangku terjatuh ke bawah. Aku memandang Calum dan tiket konser itu secara bergantian.

Dengan tangan berkeringat, aku menerima tiket konser itu, "Uh, ya, aku pasti datang."

Bullshit. Konser pertama mereka di US akan digelar di New York dan aku tidak yakin memiliki uang untuk pergi kesana.

"Jika kau tidak datang," ia menatap lurus ke arah mataku. "Kau akan menerima konsekuensinya saat aku pulang ke Sidney."

"Um, ya, aku..akan berusaha datang."

Calum memutar bola matanya dengan menyebalkan, "tulis nomor ponselmu." Sambil menyerahkan ponselnya padaku.

Sesuai perintahnya, aku menuliskan nomor ponselku dan menyimpannya di phonebook. Tebak apa nama yang kuberi untuk kontakku di ponselnya?

Cute Summy.

Calum menerima kembali ponselnya kemudian menyelipkannya ke dalam saku celana. Ia menghela nafas panjang sementara aku memainkan ujung kertas tiket dengan jemariku, sambil menatap ke arah bawah. Rasanya aku takut sekali menatap mata Calum untuk yang terakhir kali. Bukan seperti ia akan mati, tapi..aku hanya takut jika aku tidak akan pernah melihatnya lagi.

"Selamat tinggal."

Aku tertegun sejenak mendengarnya mengucapkan selamat tinggal padaku, kemudian senyumku mengembang. "Goodbye hugs?" ucapku iseng.

"Ew no. Go away." Jawab Calum sambil memutar bola matanya cepat.

Aku hanya tertawa mendengar responsnya, kemudian memberinya senyum terakhir dan teriakan "sampai jumpa!" hingga akhirnya ia benar-benar pergi.

*

Acara televisi malam ini sangat membosankan.

Seharusnya aku berjalan-jalan di kota bersama Megan saat kebosanan melandaku, namun berhubung ia sedang tidak di Sidney aku tidak akan berjalan-jalan di kota sendirian.

Memang baru sekarang aku merasakan betapa sepinya hidupku tanpa Megan.
Atau mungkin tanpa ia.

Duh, Summer apa yang kaupikirkan?! Bukankah aku berkata pada Ashton aku tidak akan pernah tertarik padanya?! Kenapa aku jadi termakan perkataanku sendiri?

Aku merebahkan tubuhku ke kasur, kemudian meraih tiket konser yang tergeletak di meja kecilku.

"Rowyso New York. 22 August" aku membacanya keras-keras, kemudian membuang tiket konser itu ke sembarang tempat.

Summer Vivian Gold tidak akan datang ke konser Calum karena terhalang dana.

Buzz... buzz...
Aku mengeluarkan ponselku dari saku piyamaku dan mengecek ponselku dengan mata agak menyipit.

Apakah aku pernah bilang jika aku punya riwayat mata rabun jauh?

Unknown number: kirim nomor rekeningmu, cepat.

Summer: jika ini merupakan modus baru penipuan, maaf anda menipu orang yang salah

Unknown number: why are you so stupid

Unknown number: this is me, Calum.

Aku langsung menegang di tempatku dan segera mengangkat punggungku dari tempat tidur. He fucking text me. Jemariku mengetikkan nomor rekeningku dengan cepat dan tak lama kemudian pesanku terkirim padanya.

Calum: aku tahu kau tak punya uang untuk membeli tiket pesawat, jadi aku memberimu sedikit uang.

Summer: you dont have to do that, tho

Calum: srsly? I rlly want 2 meet u, bitch

Keningku berkerut membaca balasan Calum. Pertama, ia mengatakan "really" yang aku mengartikan bahwa ia sangat, sangat, sangat, sangat ingin bertemu denganku. Kedua, ia memanggilku "bitch" seakan panggilan itu tertera dalam akta lahirku.

Summer: yeah whatever. How much money you've sent to me?

Calum: yang jelas aku memberimu uang yang cukup untuk menyewa 10 orang gigolo.

Calum: tapi aku tidak akan membiarkanmu memakai uangku untuk hal haram seperti itu.

Summer: ya, ya

Calum: can't wait to see you, my girl ;) xx

Rahangku terjatuh ke bawah saat membaca balasan terakhir Calum. Apakah ia benar-benar mengatakan hal itu? Apakah ia sedang mabuk?

Summer: "my". Terdengar posessif, Cal

Aku menanti balasan Calum cukup lama. Tanganku meletakkan ponselku diantara perut dan dadaku, dan menerka-nerka jawaban apa yang akan Calum berikan.

Like, is he really, just called me "my"? Its like something that I'm his. Only his.

Oh, sudahlah Summer Vivian Gold. Mungkin ia mengirimkan pesan yang sama kepada 50 grupi lain. Kenapa aku repot-repot besar kepala dan berpikir bahwa aku spesial.

Calum: bajak luke.

Ouch.

Mendengus keras, aku membuang ponselku ke tempat tidur dan memeluk gulingku erat-erat. Jam dinding menunjukkan pukul 1 malam tapi aku tak kunjung mengantuk.

Aku jadi ingin tahu apa yang dilakukan Calum saat ini, mengapa ia belum tidur? Mengapa ia mengirimiku pesan tengah malam seperti ini? Banyak sekali pertanyaan tentangnya yang bahkan aku sendiri tak akan pernah menemukan jawabannya.

Aku masih memiliki satu hari untuk bersiap-siap ke New York dan menemuinya. Entah mengapa aku merasa pipiku menghangat saat ini, sepertinya aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya.

Kemudian aku tersadar, tiket pemberian Calum baru saja aku buang.

*

HAI
CHAPTER INI 200 KATA LEBIH PENDEK DARI CHAPTER2 SEBELUMNYA BUT
CAN I GET COOKIES AND COMMENTS FOR THIS CHAPTER?
+ ADD THIS TO YOUR LIBRARY!!1!!
I LOVE UOU

Groupie101 • calumhoodWhere stories live. Discover now