Bab 37: Helmut's Reincarnation

53 11 0
                                    

Kabut di sini semakin tebal dan Jarrod tidak tahu lagi ke mana dia harus pergi.

Dia sudah lelah karena berjalan tidak tentu arah.

Petir yang berubah menjadi cincin dan tersemat di jarinya ini justru tidak bisa melakukan apa-apa. Dia bahkan tidak bisa mengantar Jarrod ke tempat Barnett dengan alasan dia tidak bisa berteleportasi ke tujuannya secara akurat.

"Jaraknya hanya beberapa meter dari lokasi tempat teman tuan berada. Sepertinya, sebentar lagi tuan akan bertemu dengan teman tuan."

Itu yang petir itu katakan membuat Jarrod dongkol bukan main.

Dia lapar dan haus.

Dia tidak tahu dia sekarang berada di mana karena tidak kunjung menemukan jalan keluar. Dia malah merasa dia semakin masuk ke dalam hutan. Kabut yang tebal ini membuat jarak pandang Jarrod terbatas. Dia juga tidak bisa menggunakan kekuatannya atau pun menggunakan petir ini untuk menghalau kabut kalau tidak mau ada musuh yang mengetahui keberadaannya.

Selama dia melangkahkan kakinya keluar dari hutan, dia selalu memikirkan semua hal yang terjadi padanya saat ini. Dia berusaha merapikan benang kusut di dalam masalahnya kali ini dan ingin mencaritahu apa yang menyebabkan para tetua tega menjebaknya bahkan ingin mengasingkannya.

Jarrod juga mencari kemungkinan apakah dia akan diburu setelah ini karena menghilang sambil membawa benda yang ia yakini bukanlah benda sembarangan.

"Sepertinya, aku sudah menjadi buronan sekarang. Haaah, bagaimana caranya aku bisa bertahan hidup? Apakah aku bersembunyi saja di sini?" gumamnya.

Jarrod mulai mencari tumbuhan atau pun buah yang bisa ia makan. Dia juga mencari air embun atau pun sungai supaya dia bisa melepas rasa hausnya yang semakin mencekik.

"Hei, petir."

"Fulgur."

Jarrod mengernyitkan alisnya.

"Apa itu Fulgur?"

"Nama saya tuan. Nama saya adalah Fulgur."

Jarrod sangat familiar dengan nama itu. Entahlah, dia merasa akrab dengan nama tersebut.

Seolah-olah nama itu adalah nama teman lamanya yang sudah lama tidak ia ditemui.

***

Tidak ada percakapan di antara mereka bertiga.

Hart sibuk mengasah kemampuan sihirnya.

Hugo asyik membaca buku dan terlihat serius sehingga tidak ada yang berani mengusik pemuda itu.

Barnett sendiri sibuk melihat entah ke mana. Namun, dia lebih tertuju ke arah hutan lebat yang tidak jauh dari gerbang Desa Foggurne. Di luar gerbang tersebut diselimuti oleh kabut super tebal sehingga tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi di luar sana.

Sudah cukup lama mereka ada di sini dan Reinhard belum memiliki tanda-tanda akan membuka matanya. Mereka berusaha menyibukkan diri supaya tidak memikirkan hal-hal aneh karena Reinhard tidak kunjung tersadar walaupun tabib mengatakan keadaan Reinhard baik-baik saja, hanya membutuhkan waktu untuk pulih.

Suara pintu yang terbuka membuat mereka bertiga serentak menoleh dan mendapati Daran keluar dari rumah si tabib sambil menghela nafas lelah.

"Ada apa, Tuan Daran?" tanya Hugo ketika melihat raut tidak mengenakkan dari pria yang telah menyelamatkan mereka.

Daran menggelengkan kepalanya lalu memberikan senyumannya pada ketiga pemuda yang entah kenapa sudah akrab saja padahal mereka belum terlalu lama saling mengenal.

[FF NCT DREAM] HELMUTWhere stories live. Discover now