Bab 28: Sebuah Fakta

63 15 0
                                    

Ketika Reinhard membuka matanya, dia mendapati dia berada di sebuah ruangan yang asing.

Ruangan ini begitu luas dengan pencahayaan yang redup, hanya sebuah lentera berada di samping tubuh Reinhard.

Walaupun pemuda itu kebingungan karena tiba-tiba saja dia berada di ruangan yang kosong dan hampa ini, Reinhard tetap berdiri sambil mengarahkan lentera yang tadi berada di sebelahnya ke seluruh ruangan.

Ruangan tersebut begitu gelap dan tidak terlihat di mana ujungnya membuat Reinhard bergidik karena ketakutan.

Dengan langkah gemetar, Reinhard melangkahkan kakinya mengikuti ke mana dia ingin pergi.

Setiap Reinhard melangkahkan kakinya, hanya suara gema langkah kakinya sendiri yang terdengar. Reinhard terus berjalan tanpa ingin melihat ke belakang walaupun sayup-sayup dia mendengar suara bisikan yang menyuruhnya untuk berbalik. Namun, Reinhard menghiraukan bisikan itu dan memilih terus berjalan dengan lentera sebagai penerang.

Reinhard merasa, dia sudah terlalu lama berjalan di ruangan ini. Dia semakin takut dan kebingungan karena dia tidak kunjung menemukan jalan keluar dari ruangan ini. Jantungnya berdegup kencang serta kedua mata yang berair dan siap membasahi kedua pipinya.

Namun, langkah kaki Reinhard terhenti ketika dia melihat sebuah pintu tidak jauh dari tempatnya berdiri. Tanpa berpikir panjang, Reinhard mendekati pintu tersebut lalu membukanya.

Di balik pintu itu begitu terang, berbeda jauh dengan suasana yang tadi Reinhard alami.

"Ternyata, kau berhasil tiba di sini."

Sebuah suara membuat Reinhard berjengit kaget sehingga tidak sengaja menjatuhkan lentera yang tadi ia pegang. Dia pun mencari asal suara dan mendapati seorang pemuda yang sangat mirip dengannya berdiri tidak jauh dari posisi Reinhard saat ini.

"Terima kasih sudah bekerja keras Huang Renjun. Sudah saatnya kau istirahat dan biarkan aku mengurus semuanya" ucap laki-laki yang mirip dengan Reinhard itu.

Dan Reinhard baru sadar bahwa pemuda itu memanggil namanya sebelum dia terdampar di negeri sihir ini.

"B-bagaimana..."

Laki-laki itu tersenyum, "Tidak perlu khawatir, kita ini sama. Kau adalah aku dan aku adalah kau. Hanya saja, jika dirimu yang menghadapinya, aku rasa semua ini tidak akan berhasil. Jadi, biarkan aku melakukan semuanya dan kau istirahat saja, Huang Renjun."

Reinhard sebenarnya tidak mengerti dengan kembarannya itu. Dia kebingungan ketika suasana di sekitar mereka berubah menjadi sebuah danau dan mereka berada di dekat dermaga.

"Tugasmu sudah selesai."

Setelah mengatakan itu, si kembarannya mendorong tubuh Reinhard sehingga Reinhard terjatuh ke dalam air danau yang dingin.

Sebelum semuanya berubah gelap, dia melihat sosok kembarannya tersenyum hangat kepadanya, seolah ingin mengatakan bahwa semuanya
akan baik-baik saja.

***

"...Kita harus pergi ke Ancbourne.."

"....tidak..."

"...Nona Esme, anda tidak bisa terus menutupi hal ini dari Reinhard. Dia harus tahu takdirnya sendiri dan mengapa dia bisa ada di sini dengan kekuatan sebesar itu..."

Reinhard membuka matanya, mendapati begitu banyak orang di kamarnya ini. Dia yang tadi sedang menikmati tidur siangnya harus terganggu karena suara ribut dari Hugo dan Esme.

[FF NCT DREAM] HELMUTDonde viven las historias. Descúbrelo ahora