Bab 31: Foggurne

56 11 2
                                    

Dari sini, dia bisa melihat apa yang sedang dilakukan oleh para manusia itu. Mereka terlihat beraktivitas dan bahagia di tanah yang ia jaga dengan baik.

Para manusia itu tidak akan pernah bisa merasakan kehidupan senyaman itu jika bukan karena dia.

Dia sudah berbaik hati memberikan tanah miliknya kepada manusia yang berjanji akan menjaga tanah tersebut dengan baik. Tetapi, lihatlah apa yang dilakukan oleh manusia jahat yang dulu sempat berjanji kepadanya akan menjaga tatanan kehidupan di tanah subur miliknya?

Yang diharapkan wanita cantik itu adalah sebuah kedamaian di tanah miliknya. Dia tidak secara cuma-cuma menanam sebuah pohon kesayangannya dengan tujuan tidak adanya kesenjangan yang kentara ketika tanah miliknya itu ia berikan secara cuma-cuma pada manusia. Dia juga tidak sembarangan memilih seseorang untuk menjaga pohon kesayangannya.

Namun, sayang sekali. Pohon itu sekarang dikuasai oleh orang yang salah.

"Bahkan tanahku berubah menjadi tempat yang menjijikkan" gumam wanita cantik yang merupakan seorang dewi itu.

Parasnya cantik bagaikan boneka, gaun putih keemasannya membungkus tubuh indahnya dengan sempurna sehingga ia terlihat mempesona dengan gaun sederhana tersebut. Rambut keemasannya bergelombang dan begitu panjang hingga nyaris menyentuh kakinya. Kedua manik indah yang saat ini terlihat berbinar dan berwarna keemasan mengarah ke sebuah kota di mana banyak sekali pembantaian serta penyiksaan di sana.

Kedua matanya terpejam ketika ia melihat seorang ibu satu anak harus terbunuh karena disetubuhi oleh 5 rombongan laki-laki bejat. Mereka bahkan, tidak peduli bahwa aksi mereka itu disaksikan oleh anak si ibu yang masih berusia 5 tahun.

"Lucius benar-benar harus musnah di muka bumi ini. Tapi, sayangnya, Azura sangat tidak becus menjaga satu batang pohon. Bagaimana bisa aku memilih dia saat itu? Wanita berhati lemah itu benar-benar tidak bisa menjaga amanah yang aku berikan padanya" gerutu sang dewi sambil mengibaskan rambut indahnya ke belakang.

"Ck, sayang sekali, para dewa dan dewi tidak bisa ikut campur" gumamnya dengan kedua matanya tidak lepas melihat bagaimana Raja Lucius sedang menghabisi orang-orang yang berbaris di tengah lapangan dalam keadaan tangan terikat.

"Aku bisa mempercayaimu, kan?" ucap sang dewi kepada seseorang yang ternyata bersembunyi di balik pilar tinggi tanpa repot-repot memberitahu keberadaannya di sana.

Sosok itu keluar dari tempat persembunyiannya, dia menunduk dan memberikan salam penghormatannya pada sang dewi yang selalu mempercayakan segalanya kepadanya.

"Tentu saja, dewi nan agung. Anda bisa mempercayai saya."

Dewi tersebut tidak menoleh atau pun mengatakan apa-apa. Dia menonton keadaan di bawah sana bak sedang menonton pertunjukan drama.

"Dewa sialan itu tidak bertindak tanpa perintah dariku kan?" tanya dewi itu lagi.

"Tidak, dewi."

Wanita cantik itu menganggukkan kepalanya.

"Semuanya sudah berjalan sejauh ini.."

Dia mendengus geli ketika mengingat aksi nekatnya demi sebuah impian yang ingin ia wujudkan.

"Jangan sampai perjuanganku mencari roh kesatria hebat itu menjadi sia-sia."

***

Suara langkah kaki kuda serta suara roda dari kereta beradu menjadi satu dan menggema di sebuah hutan yang jalannya hanya mampu dilewati oleh satu kereta kuda saja.

Barnett menunggangi kuda miliknya dengan pandangan mata begitu awas melihat keadaan sekitar.

Saat ini, mereka melakukan perjalanan menuju Easenna dengan melewati sebuah desa terpencil tidak tersentuh bernama Foggurne.

[FF NCT DREAM] HELMUTWhere stories live. Discover now