49 (three brothers)

556 84 2
                                    

Suara gemuruh petir terdengar jelas pertanda bahwa hujan membasahi bumi ini. Sejak beberapa jam lalu terjadi hujan cukup deras maka dari itu ketiga bersaudara tengah menatap jendela. Mereka kompak menempelkan wajah ke jendela membuat sang ibu tertawa melihat tingkah menggemaskan mereka.

Raut malas terlihat jelas mereka bertiga. Lusi yang tidak tahan memotret kelakuan mereka untuk dikirim kepada sang suami. Stevan tengah berada di negara lain mengurus sedikit bisnis dunia bawah.

Selama Stevan pergi sosok Lusi menggantikan kepemimpinan Stevan sementara. Tapi dia lebih banyak mengawasi tingkah ketiga anaknya.

Hari ini mereka saja kompak memakai baju tidur dengan motif sama. Sang sulung bahkan menurut ketika Lusi memberikan baju tidur warna putih tidak seperti biasanya.

Merasa cuaca semakin dingin Lusi menghampiri mereka bertiga untuk menghentikan kegiatan asyik menempelkan wajah.

Dia mengelus rambut ketiga anaknya secara bergantian membuat mereka menatap wajah Lusi. "Duduk ya nanti mama buatkan cemilan untuk kalian," ujar Lusi.

"Mama susu nya jangan pake dot ya," ujar Fano.

"Biarin aja sih dek," ujar Rimba.

"Seperti bayi tahu!" pekik Fano tidak setuju.

"Adek itu bayi bagi abang sama kakak," sahut Argo santai.

"Kakak udah gak pakai pampers saat seusia kamu lho!" ledek Rimba kepada sang adik.

"Abang bahkan ketika usia satu tahun lepas pampers!" ledek Argo semakin memanaskan situasi.

"Huuh adek tukang ngompol!" pekik Rimba.

"Mama!" kesal Fano.

"Kalian berdua dasar senang sekali menjahili adek," ujar Lusi.

Kedua anak kecil berstatus kakak tersebut tertawa. Sebagai seorang kakak wajar apabila meledek atau menjahili sang adik.

"Sini adek sama mama," ujar Lusi.

Ketika Fano berjalan mendekat kearah Lusi tubuh kecilnya ditahan oleh kedua kakaknya dengan cara dipeluk dari belakang. Balita kecil itu kesulitan untuk berjalan membuat Lusi sedikit terkekeh melihat tingkah mereka.

"Argh abang! Kakak!" kesal Fano.

"Mama buatkan susu saja untuk kami mengenai adek kita akan jaga kok," ujar Argo.

"Nah benar ucapan abang!" pekik Rimba.

"Tidak mau!" protes Fano memberontak dari pelukan kedua kakaknya.

"Tenang mah adek aman," ujar Argo.

Lusi pergi dari sana membiarkan ketiga putranya bermain. Ibu tiga anak itu ke dapur untuk membuatkan dua gelas susu dan satu botol dot. Berbagai macam cemilan untuk menemani mereka bermain.

Selesai menyiapkan semuanya dia pergi dengan sebuah nampan berisi semua pesanan anaknya. Ternyata mereka telah akur kembali bahkan wajah Rimba tersenyum kearah Lusi.

 Ternyata mereka telah akur kembali bahkan wajah Rimba tersenyum kearah Lusi

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
Save My Brothers Место, где живут истории. Откройте их для себя