64. Poor chyber

5.8K 392 92
                                    

Happy Reading..!

*ੈ✩‧₊˚༺☆༻*ੈ✩‧₊˚


Tepat pada hari Minggu ini, Zayn akan pergi bersama Aiman untuk tinjau perusahaan mereka. Seperti yang kita tahu, Zayn merupakan satu-satunya penerus Al-Ghaffar jadi ia harus bisa belajar mengelola perusahaan mulai sekarang, Zayn pun tidak keberatan, ia akan mencobanya sedikit demi sedikit. Tapi Zayn diberatkan dua pilihan oleh Aiman, yang pertama.. mengambil alih seluruh perusahaan termasuk yang ada diluar negeri maupun didalam negeri, dan yang kedua.. mengambil alih semua sekolah Al-Ghaffar, mulai dari SD, SMP, SMA, University dan pondok.

Ia tidak tahu harus memilih yang mana karena keduanya benar-benar memiliki tanggung jawab yang besar dan juga amanah yang sangat besar, jujur.. Zayn takut tidak bisa jaga amanah dan tanggung jawabnya. Makanya Zayn meminta waktu agar ia bisa meminta petunjuk kepada sang pencipta sekaligus memantapkan dirinya agar bisa membimbing apapun yang ia pilih nanti.

Aiman tidak menyerahkan keduanya kepada Zayn, bukan karena apa.. tapi ia tidak ingin Zayn kelelahan nantinya. Bagi Aiman, cukup ia saja yang lelah dan merasakan capeknya, anaknya jangan! Selagi Aiman masih mampu mengelolanya, untuk apa ia menyerahkan seluruhnya kepada Zayn, 'kan?

"Suami aku gagah banget sih? Makin ganteng tau gak! Nanti kalo cewek-cewek genit sama Kaka gimana? Ah.. ganti baju aja deh pake sarung aja gak usah pake jas kayak gini!!" Gerutu Maura sambil memasangkan dasi ke Zayn dan karena rasa kesalnya ia malah terlalu erat sampai mencekik leher suaminya.

Zayn segera memukul pelan tangan mungil istrinya, "a-aura!!" Maura yang tersadar akan tindakannya segera melonggarkan ikatan dasinya. "Ya allah, Kak. Maaf gak sengaja beneran," sesalnya.

Zayn menghirup nafas banyak-banyak lalu menatap istrinya dengan tajam dan Maura hanya menunduk takut. "Ma-maaf, Kak," cicitnya. Zayn menahan ketawa melihat istrinya takut, percayalah.. ia hanya ingin menjahili Maura dengan tatapan maut itu, tapi ternyata istrinya benar-benar takut sampai badannya bergetar membuat Zayn panik. "Hei, sayang. Kaka gak marah kok, tadi itu cuma bercanda doang, maafin mata Kaka yang nakal ini ya?" Ujarnya sambil memeluk Maura.

"Kaka tau? Mata Kaka tadi serem tau! Kayak gini, nih." Maura menajamkan tatapannya seperti Zayn tadi, namun dahi Maura berkerut serta bibir yang sedikit monyong dan itu membuatnya terlihat sangat menggemaskan tapi Zayn tidak ingin mengecewakan istrinya. "Wah.. serem banget ya? Pantes kamu sampe takut," ledek Zayn.

"Aku gak takut! Cuma.. cuma males aja liat muka jutek Kaka," ngeles Maura mendapatkan sentilan pelan di keningnya.

Tak.

"Awss.. sakit Kak!" Ringis Maura sambil mengelus keningnya yang disentil Zayn. "Lagian bisa banget ngelesnya. Udah ah nanti Kaka telat." Mereka kembali melakukan aktivitasnya sampai Zayn sudah rapih dengan setelan jas hitam, dasi panjang berwarna biru gelap, dengan sepatu hitam membuat ketampanan nya berlipat-lipat ganda.

"Masya Allah, suami aku ganteng banget, hm? Inget jangan genit loh!"

"Astaghfirullah, sayang. Kaka itu mau kerja loh."

"Ya 'kan kali aja gitu."

Zayn terkekeh lalu mengelus kepala Maura, "kamu tenang aja, Kaka gak bakal genit apalagi natap cewek lain selain kamu. Kamu percaya sama Kaka, "kan?" Maura hanya mengangguk sebagai balasannya.

"Kak," panggil Maura dengan ragu.

"Kenapa?"

"Aku mau ke tempat yang kemarin, yang aku ketemu temen-temen Kaka, boleh gak?"

ZAYRA | PERJODOHAN Where stories live. Discover now