63. Senja

6.2K 385 78
                                    

Happy Reading..!

*ੈ✩‧₊˚༺☆༻*ੈ✩‧₊˚

Di hari yang menjelang sore ini, terdapat sepasang kekasih yang tengah duduk diatas pasir putih dengan beralasan tikar kecil. Pasangan ini yang tak lain adalah Maura dan Zayn, keduanya sedang memandangi laut, mendengarkan burung berkicau, angin segar yang menerpa wajah mereka, serta suara ombak membuat Maura sangat ingin main air namun ia tidak membawa baju ganti.

"Kak, beli baju disini gak bisa 'kah? Aku mau main air," ucapnya dengan mata yang terus menatap laut dengan senyuman dibibirnya, namun ucapan Zayn melunturkan senyuman Maura. "Kaka bisa aja beli baju disini, tapi ini udah terlalu sore. Nanti kalo kamu sakit gimana?"

Maura hanya diam dengan wajah tertunduk, tolong sampaikan ke suaminya kalau ia sangat ingin main air! Seakan peka, cowok itu segera berdiri ketika melihat wajah murung istrinya, ia mengulurkan satu tangannya ke Maura, sedangkan Maura menatapnya bingung. "Katanya mau main air," ujar Zayn berhasil membuat mata gadis itu berbinar. Maura segera menerima uluran tangan Zayn lalu mereka berjalan mendekat ke air tanpa menggunakan alas kaki.

"Tapi cuma kaki aja, gapapa?" Tanya Zayn dengan hati-hati, Maura menjawab dengan anggukan cepat. Ia pun mengangkat sedikit gamisnya sedangkan Zayn menggulung sedikit celananya. Maura terkekeh geli ketika air laut mengenai kakinya karena sensasi dingin dari air tersebut, hal itu tak luput dari pandangan Zayn. "Seneng?" Tanya Zayn lagi-lagi dibalas anggukan antusias oleh istrinya.

Maura melompat kecil membuat air laut itu membasahi bagian bawah gamisnya dan Zayn segera menyuruh istrinya berhenti, namun perintah Zayn tidak di gubris oleh Maura. Hingga ucapan gadis itu membuatnya tercenga beberapa saat. "Kak Zayn, ayo muterin laut!"

Apakah ia tidak salah dengar? Masa iya muterin laut yang tidak tahu ujungnya ini. "Wah.. sayang, gimana caranya muterin laut?" Tanya Zayn dengan tidak percaya.

"Kita naik perahu itu." Maura menunjuk perahu yang ada di pinggir laut, Zayn menggeleng, "ini udah terlalu sore dan ombaknya lumayan gede. Nanti aja kapan-kapan kita kesini lagi dari pagi dan muterin laut, oke?"

Maura memanyunkan bibirnya dan Zayn hanya bisa menghela nafas, gini kalau keinginan istrinya tidak dipenuhi, gadis itu akan murung bahkan sampai menangis seharian. Zayn melangkah lebih dekat ke Maura lalu menggenggam tangan istrinya, "um.. kalau hari ini kita muter-muter di pinggiran pantai aja gimana?" Ujar Zayn berhasil membuat gadis itu mengangguk cepat, Zayn pun tersenyum lalu mengandeng tangan mungil istrinya untuk jalan-jalan dipinggir pantai.

Sepanjang perjalanan, gadis disampingnya tidak henti-hentinya mengoceh, entah apa yang di omongin Maura tapi Zayn tidak merasa terganggu atau mengeluh berisik. Ia terus mendengarkan cerita-cerita random Maura sampai istrinya itu kelelahan sendiri.

Saat Maura merasa lelah, Zayn membungkukkan badannya dan Maura naik ke punggung suaminya dengan senang hati. Mereka pun melanjutkan perjalanan dengan Maura dipunggungnya, Zayn tidak merasa kelelahan sedikit pun sedangkan Maura tersenyum senang di gemblokan sang suami.

"Kak Zayn," panggil Maura dengan berbisik tepat di samping telinga Zayn.

Cowok itu terkekeh geli karena hembusan nafas istrinya mengenai telinga dan sedikit lehernya, "Geli, Aura. Kenapa, hm?"

"Ana uhibbuka fillah." Zayn salting mendapatkan serangan tiba-tiba dari istrinya, Maura yang tahu kalau suaminya salting langsung tersenyum, ia ingin bales dendam karena dari kemarin dia mulu yang salting gara-gara gombalan maut suaminya itu. "Kak Zayn," panggil Maura lagi dibalas deheman kecil oleh Zayn.

ZAYRA | PERJODOHAN Where stories live. Discover now