"Ngomong apa gitu kek. Diem-diem mulu dari tadi. Gak ada gunanya ini circle. Seneng kaga susah iya."

"Gue ngantuk Lin. Entar aja," ucap Manuel dengan kepala masih di meja. Sejak tadi pagi dia benar-benar tidak ada kerjaan lain selain tidur.

"Dasar kebo." Lintang lantas memukul kepala itu dengan bungkus chiki.

"Lo makan apa?"

"Gue?" tanya Jelano pada Raka.

"Bukan, Kakek lo. Ya elu lah!"

Sudah terhitung berapa kali Raka membentak Jelano, membuat Jelano merasa lelah sendiri dibuatnya. Semua yang dilakukan Jelano nampak salah di mata Raka. Harus seperti apalagi Jelano bersikap, Jelano bingung jadinya.

Dengan enggan Jelano menjawab, "Gak punya mata lo? Gue makan soto."

"Tukeran."

Kedua mata Jelano melotot. "Dih ogah. Gue lagi gak pengen makan nasgor."

Mendengar penolakan dari Jelano, bukannya menyerah Raka malah mendorong piringnya menjauh dan menyeret mangkuk Jelano ke arahnya. Bermaksud menukar makanan miliknya pada Jelano. Tentu Jelano ingin protes. Tapi dari pada ribut lagi, Jelano kembali mengalah. Meski sedikit tidak ikhlas rasanya.

Javas yang mendengar ocehan itu sedikit iba pada Jelano. Pasalnya Jelano terlihat sangat menyedihkan, ditambah lagi sorot mata Jelano menatap tak doyan pada nasi goreng milik Raka.

"Udah Kak. Jangan nangis. Sama-sama enak kok."

Mungkin anak itu sudah tertular virus menyebalkan milik sahabatnya, Cleon. Sehingga Javas menjadi anak yang suka memancing emosi orang. Tapi masalahnya, mengapa anak itu lebih mendukung Raka dibandingkan dengan dirinya?!

Sebenarnya Javas mencoba menghibur Jelano. Hanya saja cara penyampaiannya yang salah. Javas berujung dimarahi, lagi.

"Nangis mata lo!" bentak Jelano. Setelah itu pemuda tampan itu mengeluhkan perbuatan Raka barusan pada Iqbal. Berusaha menarik perhatian dan simpati dari Iqbal.

"Iqbal! Raka noh~"

"Udah gak papa No. Tuh ada telor ceploknya, timunnya juga. Enak banget!" bujuk Iqbal. Iqbal lantas mencicipi nasi goreng milik Jelano.

"Ummm, enak. Nih cobain nasi uduk gue juga."

"Mau."

Brak!!

Cleon memukul meja. Bukan, bukan karena jengah melihat rekan-rekannya itu saling bertengkar. Melainkan dia memiliki sebuah ide yang cemerlang. Tentu saja Cleon yakin bahwa mereka semua akan menyukai idenya.

Cleon tau betapa membosankannya geng mereka ini karena memang tidak ada yang bisa dilakukan selain berteriak, memaki, memukul, dan adegan penyiksaan lainnya. Jujur, Cleon sedikit bersalah dengan membentuk geng tidak jelas ini. Oleh karena itu, biarlah Cleon menebus segala dosanya.

"Guys!" panggil Cleon. Spontan, semuanya menoleh ke sumber suara.

"Bukannya bentar lagi ada libur ya? Abis UTS."

"Iya, kenapa emang?" balas Lintang.

"Gue mau ajak kalian liburan!"

"Hah? Yang bener aja lo?"

Cleon menjawab pertanyaan Raka dengan sebuah anggukan.

"Emangnya lo mau ajak kita liburan kemana?" lontar Jelano penasaran. Sedikit tertarik dengan tawaran Cleon. Mengingat Jelano belum pernah merasakan apa itu yang namanya liburan. Bukan bermaksud norak atau apa. Jelano pernah, tapi itu sudah terlalu lama. Mungkin ketika dia masih anak-anak kala itu.

7 SERANGKAI | NCT DreamWhere stories live. Discover now