[FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA]
Berawal dari luka, rasa sakit, hancur, dan keputus asaan. Semua harapan hidup yang semakin memudar, samar, dan tak nampak terus menggerus batin. Dan saat itulah satu luka dengan luka lainnya mulai bertemu, saling meng...
Jangan lupa vote dan coment. Kalian sangat berharga. Aku harap kalian tetap bertahan dan setia menunggu kelanjutan cerita mereka.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Meskipun harimu sekarang buruk, kamu tidak bisa bertindak semaunya terhadap dirimu sendiri. Jangan terlalu dipikirkan, cobalah sedikit tenang dan istirahatlah sejenak. Kamu pasti akan baik-baik saja.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
7 Serangkai
.
.
.
Cleon, cowok itu harus kembali cemberut ketika mengingat perkataan kakak kelasnya tadi pagi. Detik di mana dia menolak keras ajakannya. Membuat si manis kecewa dan menatap Javas dengan pandangan lesu.
Apakah grub mereka akan benar-benar gagal? Selesai sudah perjalanannya kali ini. Sepertinya itu yang hendak Cleon tanyakan pada Javas sekarang. Sayangnya bibir Cleon rasanya enggan untuk berucap. Ia lebih memilih diam dan menikmati udara malam yang begitu dingin. Bahkan ia hampir menggigil karena tetap ngotot mengenakan kaos dan celana pendek demi menemui Javas di taman.
Sebenarnya Javas sudah beberapa kali menawari dirinya untuk mampir saja ke rumah Javas. Namun, Cleon bersikeras menolak. Alasannya ia merasa takut dan belum dekat dengan orangtua Javas. Lagian Javas menjadi dirinya sendiri hanya di depan Cleon. Bisa saja Ibu Javas menganggap Cleon itu anak yang nakal karena telah mengubah penampilan dan gaya bicara Javas menjadi sedikit kasar belakangan ini.
"Udah ayo ke rumah gue aja, lo kedinginan Le."
"Enggak mau!"
"Terus kita mau ngapain di sini? Kita juga nggak ngapa-ngapain dari tadi. Lebih baik gue pulang terus tidur," omel Javas.
"Gue galau."
"Kenapa lagi sih? Lo kan jomblo."
"Ish bukan itu, tapi kelompoknya ....." Cleon masih murung. Ia duduk sambil menatap baru kerikil yang dari tadi terus ia mainkan dengan kedua kakinya. Lalu cowok Cindo itu menoleh lagi ke arah Javas. Dan berujar, "Kak Manuel gak mau gabung. Kita udah berusaha cari tapi gak ada yang mau. Kita kudu gimana?"
