[FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA]
Berawal dari luka, rasa sakit, hancur, dan keputus asaan. Semua harapan hidup yang semakin memudar, samar, dan tak nampak terus menggerus batin. Dan saat itulah satu luka dengan luka lainnya mulai bertemu, saling meng...
Jangan lupa vote dan komen. Makasih. Papay~ maaf atas segala kekeliruan. Wattpad saya error.
🏀⬇️🕠
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Berubah itu sulit. Apalagi kalau kamu sudah terlanjur menikmati. Kamu tidak akan bisa rela, merubah sesuatu yang ingin kamu rubah.
Kembali lagi pada alasan yang pertama. Karena kamu sudah nyaman dengan pilihanmu, meski hal itu sudah jelas-jelas salah.
Kamu akan tetap menganggap itu semua adalah benar. Dan terus saja mengulanginya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
7 Serangkai
.
.
.
Jelano itu anaknya kasar, hanya saja ia merasa aneh dengan sikapnya akhir-akhir ini. Mengembalikan payung pada orang yang telah berbaik hati meminjaminya? Benar-benar bukan diri Jelano yang sebenarnya. Kini Jelano sudah kembali di depan pintu kelas 11 MIPA 2 setelah pergi ke kelasnya lagi hanya untuk mengambil payung milik Iqbal di dalam laci mejanya.
Raka kini juga berada di sampingnya. Merasa heran sendiri pada Jelano yang tak kunjung masuk ke kelas. Raka mulai mendengar suara gaduh di dalam. Sebab, mereka berdua sempat melihat seorang guru baru saja keluar dari kelas, lebih cepat tiga puluh menit dari biasanya. Ah, mungkin sedang ada urusan mendadak sehingga guru kelas ini memutuskan untuk keluar lebih awal.
"Kenapa gak masuk?"
Jelano tak menjawab pertanyaan dari Raka. Ia diam beberapa saat, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk mendorong pintu di hadapannya yang awalnya memang sudah terbuka sedikit. 1 detik sudah cukup membuat segala atensi orang-orang tertuju ke arah Jelano dan Raka serentak. Apa Jelano dan Raka seperti alien? Kenapa mereka menatap segitunya?
