[FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA]
Berawal dari luka, rasa sakit, hancur, dan keputus asaan. Semua harapan hidup yang semakin memudar, samar, dan tak nampak terus menggerus batin. Dan saat itulah satu luka dengan luka lainnya mulai bertemu, saling meng...
Jangan lupa vote, dan komen buat lanjut. Maaf buat typonya. Itu tidak sengaja. Makasih udah baca~ 😊
🏍🏁🚭
We can be together
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setiap rencana memang bisa gagal dan melenceng dari ekspetasi. Tapi, kita harus yakin. Untuk rencana yang selanjutnya, pasti berhasil.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
7 Serangkai
.
.
.
"Apa maksud lo yes?" tanya Cleon.
"A-ah, maksud gue akhirnya gue bisa makan banyak tanpa keluar duit. Nah iya. Eheh, eheh." Lintang pura-pura tertawa. Sayangnya si Cleon, Raka, Iqbal, Jelano, dan Javas masih betah menatapnya dengan sorot mata bingung.
Karena merasa canggung, Lintang membentak rekan di sekelilingnya. "Apa liat-liat?!"
"Heh si Kuskus Trigocuscuscelebensis! Gue udah buang-buang waktu berharga gue buat nurutin kegiatan gak guna lo! Maksud lo apa gak dapet?! Jangan bilang semua pengorbanan gue duduk di sini sia-sia lagi?!" sungut Raka. Awalnya ia kalem saja kalau Cleon bilang dia tidak berhasil mencari anggota baru. Tapi, kenapa semakin dirasa semuanya agak sedikit menyebalkan? Apalagi ditambah wajah polos Cleon yang benar-benar menyedihkan itu. Raka seperti ingin memukul. Bahkan kini tangannya menarik seragam Cleon. Menyebabkan Cleon, adik kelasnya itu mendongak menghadap wajah Raka.
"A-ampun, ya mau gimana lagi? Masa gue n-ngajak si Tono. Yang kemarin ngejar gue. Entar gue salah lagi," jawab Cleon sedikit gagap.
"Gitu aja gak bisa. Ahh, jangan sampe satu kebun binatang gue absen satu-satu di sini anj-" sungut Raka sambil mengguncang tubuh Cleon. Sukur-sukur Raka tidak main pukul.