[FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA]
Berawal dari luka, rasa sakit, hancur, dan keputus asaan. Semua harapan hidup yang semakin memudar, samar, dan tak nampak terus menggerus batin. Dan saat itulah satu luka dengan luka lainnya mulai bertemu, saling meng...
Jangan lupa vote dan komen ya! Tapi buat Vote itu wajib. Harus pokoknya. Kalo rame kan nanti makin semangat buat update. Papay! Makasih yang udah mampir .... 💝
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Aku senang bisa bertemu dengan kalian semua, meskipun aku harus mengalami banyak kesulitan hanya untuk tetap bisa bertahan.
Sungguh, berat rasanya menahan luka yang selalu datang untuk menggoyahkan asa ini.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
7 Serangkai .
.
.
Sorenya Jelano benar-benar menepati janjinya untuk sekedar bermain bersama Iqbal. Maka sehabis kelas usai, sesuai perjanjian mereka kembali bertemu di koridor. Ya, setelah pertikaian di grub yang berakhir Manuel memenangkan obrolan tentunya. Pasti Cleon sangat marah karena Manuel berhasil membodohinya.
"Emang kita mau kemana No?"
"Lo mau main kemana?" bukannya menjawab, Jelano malah balik bertanya.
"Gak tau."
"Gue juga gak tau."
"Yahhh, terus kita mau kemana dong?" keluh Iqbal lesu.
Jelano berusaha berpikir keras. Masa iya dia mengajak Iqbal ke markasnya. Tapi, itu tidak mungkin. Iqbal anaknya penakut. Bagaimana kalau kita tanya dulu ke-
"Kalau gue ajak kenalan sama temen gue gimana?"
"Gak mau, takut."
Nah, benar kan? Sudah Jelano duga. Selang 5 detik, Jelano menjentikan jarinya. Jelano ingat kalau ia punya tempat kerja paruh waktu. Mungkin, ia bisa mengajak Iqbal untuk pergi ke sana. Ide yang sempurna.
"Gue ada tempat yang pengen gue tunjukkin ke elo, ayo ikut."
Iqbal membalas dengan mulut O-nya dan mengangguk. Karena memang tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan selain menurut pada Jelano.
