56. Tentang Ina

1K 70 42
                                    

"Entah aku akan memilikimu atau tidak di akhir nanti, tapi aku senang bisa mencintaimu setulus ini"

*

*

*

*

*

___________________________________

" Ayok putus".

Dua kata dari Ina membuat Evan menatap tajam kepada gadis yang duduk bersandar diatas brankar rumah sakit tersebut.

"Kenapa gak pernah bilang kalau lu sakit". Kata Evan mengabaikan yang Ina katakan.

"Evan aku bilang ayok putus". Kekeh Ina.

"Gue anggap, gue gak dengar apa-apa". Tegas Evan menatap lurus kepada Ina. " Sekarang jelasin sejak kapan lu sakit".

"Gak pokoknya aku minta putus".

"Yakin?". Ina mengangguk yakin.

"Alasannya?".

"Aku gak suka lagi sama kamu".

"Seyakin itu?". Tanya Evan lagi, yang dibalas anggukan mantap dari Ina.

Evan tidak menjawab, ia malah mendekatkan diri dan wajahnya kepada Ina, sejenak Ina menahan nafasnya dan menutup mata, Evan tersenyum miring melihat itu, lalu Evan meniup wajah Ina agar gadis itu membuka mata.

"Di gituin aja, langsung surrend". Kata Evan santai lalu kembali ketempat duduknya.

"Nice try, tapi Gue gak mau, permintaan lu ditolak". Lanjut Evan, setelah mendapat tatapan tajam dari Ina dengan wajah memerah.

"Kenapa?". Tanya Ina menundukan kepalanya. "Kenapa gak mau sih". Lanjutnya menjeda tiap kata. "Harusnya kamu tu mau, aku sakit, nanti kamu kerepotan". Lirih Ina pelan.

"Jadi menurut lu, kalau lu sakit gue bakal ninggalin lu, sejahat itu gue di pikiran lu?". Tanya Evan dingin menyedekap kedua tangannya.

"Jangan sok peduli". Decih Ina sinis.

"Gue emang peduli, jadi lu gak usah mikir macem-macem".

"Engga Van aku sekarat, aku tuh takut aku yang bakal ninggalin kamu, aku gak mau kamu sedih, aku gak mau kamu benci sama aku". Kata Ina sedikit berlebihan.

"Lu ngomong apasih, lu pikir sakit lu gak bisa sembuh? Gak bisa di obati?Emang lu mau mati?!". Suara Evan naik satu oktaf dengan wajah memerah.

Bukannya menjawab Ina malah terisak. Evan menarik nafasnya panjang berusaha mengembalikan mimik wajahnya, sepertinya ia membuat Ina takut.

"Kamu gak ngerti yang aku rasakan".

"Iya gue gak ngerti, jadi coba cerita ke gue, sampai gue ngerti gimana perasaan lu". Kata evan memotong.

"Ina coba sini liat gue". Kata Evan pertama kalinya berbicara lembut kepada Ina. Evan naik keatas brankar Ina, lalu mengarahkan agar Ina menatapnya.

"Evannn Benar kata kamu, aku bakal matii". Ina frustasi saat pandangan mereka bertemu. Detik berikutnya evan langsung menarik Ina kedalam dekapannya.

"Jangan ngelantur na". Kata Evan, membuat tangis Ina pecah.

"Hei Kenapa nangis, gak usah takut, percaya sama gue lu gak akan kenapa-napa, lu bisa sembuh na, dokter tadi juga udah jelasin ke gue, jadi its okey, semuanya bakal baik-baik aja". Kata Evan memeluk Ina erat.

VaNa(ON GOING)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin