32. 1/2 kebenaran?

902 39 12
                                    

Terlihat tenang, bukan berati senang. Hanya sedang berjuang menerima kenyataan tanpa membenci keadaan.

*

*

*

*

*

____________________________

"Duduk". Titah Evan, melihat Ina yang hanya berdiri planga-plongo sedari mereka masuk ke UKS tersebut.

"Kamu cari apa sih Van?". Tanya Ina, pasalnya ia heran melihat Evan yang tengah asik menghancurkan ruangan tersebut.

"Ck tisu". Ina mangut-mangut mendengar jawaban dari Evan.

"Ina bukan?". Tanya Ina, menunjukan tisu yang sudah berada ditangannya.

"Kok bisa sama lu?".

"Lah, kan pas masuk aku emang langsung ambil tisu, makanya aku heran, ini kenapa kamu hancurin uks nya".

Evan menghembuskan nafanya kesal, lalu mengambil alih tisu yang berada ditangan Ina. Tanpa aba-aba Evan langsung memasukkan tisu yang sudah ia gumpal kehidung Ina.

"Duduk tegak, badan lu condong ke depan". Kata evan memberi petunjuk, yang langsung dilakukan Ina.

"Sejak kapan mimisan?". Tanya Evan saat sudah memastikan Ina melakukan petunjuknya.

"Udah lama, biasanya kalau kecapean aja sih ni kambuhnya".

Evan hanya diam tak merespon, ia memperhatikan Ina yang sangat patuh melakukan apa yang ia perintahkan tadi, Ina terlihat seperti robot  kaku yang sedang memastikan agar tisunya tidak jatuh.

"Evan, aku lagi sedih nih". Ucap Ina, yang bosan dengan keadaan sunyi. "Masa tadi aku digibahin sama fans kamu". Lanjut Ina saat tidak mendapat respon dari evan.

"Terus? Gue harus ngapain?".

"Ya gak ada, eh iya emang benar ya Van, kamu putus sama Rara gara-gara aku?". Tanya Ina yang mulai serius.

"Gak".

"Masa sih, terus kenapa putus".

"Gue gak pacaran sama Rara Ina, itu Mulu yang lu tanya".

"Maksudnya?".

"CK, lemot lu, gue gak pernah pacaran sama Rara, Rara sepupu gue". Jawab Evan kesal. Ina memasang ekspresi bingung plus kagetnya.

"Sepupu? Tapi kok kamu nembak Rara pas itu?".Tanya Ina heran. "Malah tiba-tiba kamu marah sama aku lagi, apa ada hubungannya sama Billa?".

"Gak, gue males aja lu ikutan Mulu". Alibi Evan santai.

"Lupain dulu Rara, kamu putus sama Billa gara-gara aku kan?". Tany ina pelan dengan senyum sinisnya. Evan diam menatap Ina datar.

"Bukan urusan Lu na, lagian penting banget lu?, sampe semua masalah gue ada kaitannya sama lu?".

"Iya juga sih hehe". Ucap Ina yang mengubah ekspresinya kembali seperti semula. "Gak penting ya:)".

"Eh tapi masalah Rara sama kamu jadian itu bohong ya? Parah banget, segitunya cara kamu buat jauhin aku Van!". Kata Ina kesal tak habis pikir.

"Terus beratikan Rara sepupu kamu kan?".

"Hmm". Gumam Evan yang sedang memeriksa hpnya.

"Kalian kerjasama buat bohongin semua orang?". Tanya Ina memicingkan matanya.

VaNa(ON GOING)Where stories live. Discover now