55. Sakit

900 64 32
                                    

Berawal dari salting
Berakhir jadi asing.

*

*

*

*

*

_____________________________

"Akhhh akhirnya selesai juga nih ujian". Teriak Wawa histeris.

"Anj brisik banget lu, pengang kuping gue". Kesal Fani menutup telinganya.

Ina menggelengkan kepala melihat tingkah kedua temannya. Setelah mapel ujian terakhir tadi selesai, mereka bertiga memilih menuju kantin untuk mengisi kembali energi yang sudah dikuras habis.

"Na lu mau pesan apa, biar gue yang pesan". Kata Fani beranjak dari tempat duduknya.

"Pesan aja punya kalian, aku belum laper". Jawab Ina yang tengah fokus dengan ponselnya.

"Oke".

Setelah melihat Fani pergi, fokus Wawa tertuju kepada Ina. Ina yang merasa ditatap lama mengalihkan atensinya ke pada Wawa yang tengah menatapnya.

"Kenapa?".

"Gue liat akhir-akhir ini lu banyak diam, ada masalah?".

"Hah, gimana?". Tanya Ina bingung.

"Hubungan lu sama Evan gimana, baik-baik aja? gue liat-liat kalian jarang berinteraksi selama ujian ini". Tanya Wawa lagi mengabaikan kebingungan Ina.

"Oh itu, aman kok, tapi lebih ke feeling lonely sih haha". Tawa. Ina garing. Wawa menatap Ina serius membuat Ina menghentikan tawanya.

"Tenang aja, kami masih komunikasi kok, tapi emang sengaja selama masa ujian, aku lebih milih membatasi komunikasi, biar gak ganggu".

"Ck, gak ganggu padahal, gak ada effortnya banget jadi cowok , kesal gue sama si kampre*t itu, tapi gue lebih kesal sama lu, bisa-bisanya yang kayak gitu disuka". Decak Wawa kesal.

"Ya mau gimana dong". Jawab Ina santai. "AU ah, aku mau nyusul Fani aja, jadi haus pengen minum nih". Pusing Ina, lalu baranjak menyusul Fani.

"Eh na, kata lu gak mau makan". Kata Fani menyadari Ina berada dibelakangnya. "Pesenan gue sama Wawa udah jadi nih, lu gak papa gue tinggal?".

"Iya deluan aja, aku juga lagi milih mau beli apa". Jawab Ina yang tengah fokus menatap daftar menu yang tersedia didinding kantin tersebut.

"Bude saya pesan ini ya". Kata Ina menunjuk salah satu minuman.

"Oke ditunggu ya sayang". Kata bude itu ramah.

Selama menunggu, Ina memilih bersandar didinding yang ada disampingnya, menatap bude kantin yang tengah membuat pesanan, menatap Lamat dengan fikiran melayang tidak ditempat, hingga tersadar kembali saat bude tersebut sudah selesai membuatkan minumannya.

"Ini udah jadi". Kata bude kantin itu.
Baru saja Ina ingin mengambil minuman tersebut, namun terhenti saat ada tangan yang juga ingin mengambil minuman itu.

VaNa(ON GOING)Where stories live. Discover now