5. Kesempatan

842 40 1
                                    

Kesempatan itu
Kita sendiri yang ciptakan,
Jadi setiap ada peluang, langsung
gas kan aja.

*~Heldaina Putri Arkia~*

____________

Kalau kalian fikir evan memberikan hoodienya begitu saja, dari arah belakang setelah melihat rok ina tembus, kalian salah. Mari kita flashback terlebih dahulu.

Flashback on

Setelah mendapatkan tugas dari panitia semua murid dikelas tersebut langasung berpencar untuk mendapatkan tanda tangan para panitia, yang akan dikumpulkan besok dihari terakhir mpls.

Bagi ina mah tugasnya gampang, soalnya ia mudah berbaur dengan kakak tingkat. Apalagi mempunyai teman seperti fani dan wawa, semakin mempermudah tugas mereka.

Wawa dan fani menghampiri ina, lalu menarik tangannya agar tidak lepas dari pandangan mereka.

"Na lu jangan kemana mana, cukup diam dan ikuti kita aja, kita cari sama sama". Peringat wawa.

"Bil, kamu mau ikut kita gak". Tanya ina kepada teman sebangkunya itu

"enggak usah deh, gue bareng sama orang Hanafi aja". Sahut bila.

Tanpa basa basi lagi wawa langsung menarik tangan ina. Ina pasrah ditarik bak layangan oleh kedua soibnya itu.
Setelah mendapatkan semua tanda tangan panitia, merekapun berniat mengisi perut mereka.

Mata fani membola."Astaga ina rok lu tembus na", bisik fani yang bikin ina panik.

"hah seriusan", ina menoleh kearah roknya untuk memastikan.

Setelah mengkonfirmasi bahwa yang dikatakan fani benar ina langsung ngacir mencari toilet meninggalkan kedua temannya itu.

Setelah selesai dengan urusan perempuannya, inapun beranjak dari toilet namun ia tersadar akan belakang roknya yang sudah dipenuh noda merah itu, ia berfikir tidak mungkin ia keluar dalam keaadaan seperti ini.

Ina mengintip kearah luar siapa tau ada yang bisa dimintainya tolong. Kebetulan atau takdir, ina melihat evan yang tak jauh dari toilet sedang duduk dibawah pohon besar sambil menutup matanya

"syuut, syuut, syuut, evan. Pangil ina berbisik". Merasa terganggu evan membuka matanya. Yang ia lihat pertama kali adalah seorang gadis yang sedang mengintip dari dalam toilet.

Evan menaikan satu alisannya seolah bertanya"kenapa".

Ina melambaikan tangannya menyuruh evan menghampiranya dengan tatapan memohon. Karna penasaran mau tak mau evanpun menghampiri ina.

"Kenapa". Tanyanya

"Pinjemin aku hoodie dong van, yah mau yah", pinta ina sambil menarik sebelah tangan evan.

Alis evan terangkat heran, "Gak". Baru saja ingin meninggalkan ina, tangannya malah ditarik paksa.

"iiss kamumah, inituh lagi urgent, pokoknya kamu harus pinjamin hoodie kamu, kalau gak aku marah".

"oh yaudah". Datar evan

Cukup susah membujuk evan pikir ina, ia lagi malas banyak mengeluarkan suara, melirik kearah kertas yang evan pegang, ina tersenyum miring.

Baru saja hendak meninggalkan ina lagi, suara ina membuatnya berhenti.

" Aku bantu kamu dapatin tanda tangan panitia, kamu pinjamin hoodie kamu, gimana? Simbiosis mutualisme kan".

VaNa(ON GOING)Where stories live. Discover now