33. Alasan

826 47 2
                                    

Bahkan jika semua itu palsu,
Terimakasih telah membuatku
Merasa dicintai.

*

*

*

*

*

_________________________

Setelah setengah jam lamanya perjalanan mereka,  akhirnya mereka sampai di rumah Ina, motor Evan berhenti tepat didepan pekarangan rumah itu. Evan memperhatikan setiap sudut luar rumah Ina yang masih tampak sepi, ya walaupun harusnya emang sepi, tapi kali ini kendaraan penghuni rumah yang satunya tidak terlihat dimata Evan.

"Kenapa? Mau mampir?". Tanya Ina yang memperhatikan Evan. "Lain kali aja ya Van kalau mau mampir, kak kia juga belum pulang kayaknya". Lanjut Ina.

"Langsung masuk, jangan kemana-mana, kalau ada apa-apa kabarin gue". Kata Evan, lalu menyalakan motornya.

"Siap pak bos, makasih Evan, aaaa Evan perhatian banget deh, kan Ina jadi makin sayyaang". Ucap Ina dengan tidak tau malunya.

Evan menghembuskan nafasnya jengah, ia memilih mengabaikan perkataan Ina, lalu melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah gadis itu.

"Yess akhirnya pergi juga". Lega Ina setelah memastikan Evan tak terlihat matanya lagi.

"Waduh, bahaya, bisa-bisa telat nih aku,  mending ganti baju dulu deh". Panik Ina, memasuki rumahnya, lalu segera mengganti pakaiannya.

Setelah siap dengan segala penampilannya, Ina langsung berlari  menuruni anak tangga, namun sebelum menginjak anak tangga terakhir, Ina dikagetkan dengan suara kia yang tiba-tiba berada dibelakangnya.

"Mau kemana, kok rapi banget? Udah mau malem ini".

"Ini kak, mau buat tugas". Jawab Ina, matanya melirik kesana kemari menunggu perkataan kia selanjutnya.

"Tugas apa?".

"Iya tugas sekolah, soalnya Ina udah banyak ketinggalan, Ina mau ke perpustakaan buat ngerjain tugasnya, lagian biar ngembaliin mood nugas juga, habisnya kalau kelamaan dikamar bikin Ina makin stres kak". Alibi Ina panjang lebar.

Kia memicingkan matanya kepada Ina, namun beberapa detik kemudian ia menganggukkan kepalanya seolah mengerti.

"Oooh, Oke deh, pulang nya jangan malam-malam ya". Kata kia memberi izin. Lalu berjalan kembali menuju kamarnya.

Ina menatap dalam punggung kia dari belakang, Ina merasa kasihan kepada kia, kakaknya itu tampak begitu lelah, matanya terlihat letih seperti orang yang kurang tidur.

"Pokoknya aku gak boleh jadi beban buat kak kia, aku harus bisa bantu kak kia". Gumam Ina semangat. Lalu buru-buru berlari keluar rumah menuju halte.

Jam sudah menunjukan pukul 16.00. Setelah menunggu bus selama lima menit, bus tersebut datang dengan dipenuhi anak-anak yang tampaknya baru pulang sekolah. Segera Ina menaiki bus itu, tujuannya saat ini adalah, Gramedia, yang pastinya tempat perkumpulan buku-buku dari berbagai jenis gendre.

Bukan ingin belajar ataupun membaca, kali ini tujuan Ina ketempat itu adalah untuk bekerja, biar bisa meringankan dan membantu tugas kia untuk mendapatkan uang, agar keberlangsungan hidup mereka terpenuhi.

Perlu digaris bawahi, keluarga ina bukanlah dari kalangan orang yang berada,  Bukan juga tidak punya, ataupun miskin, mereka keluarga sederhana yang dilimpahi akan kasih sayang satu sama lain.

VaNa(ON GOING)Where stories live. Discover now