22. Asing

955 44 32
                                    

Tatapannya benar benar asing

*~Heldaina Putri Arkia~*

____________________________

Hari ini ina membawa kendaraan sendiri untuk berangkat ke sekolah, ina memutuskan  belajar mengendarai sejak satu minggu setelah pertemuan terakhirnya dengan evan.

Dan dalam waktu satu minggu, ina berhasil mendapatkan sim. Bilang saja ina jenius, bagi ina sangat mudah mempelajari suatu hal yang baru dalam waktu yang singkat.

"Na kamu yakin udah siap bawa motor sendiri". Tanya buna liya khawatir.

"Iya buna, buna tenang aja, ina bawa motornya hati hati kok". Jawab ina santai.

"Jangan ngebut ngebut lu cill, motornya jangan dibawa kerumah sakit ya, soalnya servis motor mahal".

"Ck... Gini banget punya kakak, yaudah aku pergi dulu ya". Kesal ina menjalankan motornya.

Walau tidak ramai, namun jalan terasa agak menyeramkan bagi pemula seperti ina. Ina meberhentikan motornya saat lampu lalu lintas berubah warna menjadi merah.

Ina tiba tiba mengalihkan pandangan kedepan, saat ia menoleh kesebelah kirinya, terdapat evan yang sedang membonceng rara dibelakangnya. Ina berusaha mengabaikan sepasang kekasih tersebut.

Saat lampu berubah warna menjadi hijau, yang berarti sudah diperbolehkan untuk menjalankan motor, ina langsung saja menggas motornya melaju begitu cepat.

Ina melirik kearah spion, tapi ternyata evan tepat berada dibelakangnya, ina menambah kecepatanya, ia berusaha menghindari sepasang kekasih itu.

Tapi yang ina lihat, evan juga menambah kecepatannya, mereka seperti kejar kejaran, ina merasa ia menjadi seorang buronan polisi.

Hingga tiba disekolah, setalah memarkirkan motornya, ina langsung buru buru melepas helm dan turun dari motor.

Baru saja ingin melangkah, suara gadis yang baru saja turun dari motor evan, membuat ina terpaksa berhenti.

"Eh na, tumben lu bawa motor".

Ina melirik evan, yang berjalan kearah rara dengan tangan yang disampirkan kesaku celananya.

"hehe, gak ada alasan khusus sih, soalnya kalau minta antarin terus orang rumah gak selalu bisa".

"Lagian naik angkutan umum juga gak selalu ada, naik yang online hp aku sering kehabisan daya, jadi ya andalin diri sendiri ajasih kalau kata aku". Jelas ina panjang lebar, suapaya tidak ditanya tanya lagi.

"Lu baru pertama kali bawa motorkan, tapi udah kayak pembalap handal tadi, haha... Ya gak van".

"Hm". Jawab evan singkat.

"Gue kekelas, kalau masih mau ngobrol gue tinggal". Kata evan ke rara.

"Eh bareng aja kali, ayuk na ke kelas yuk". Kata rara mengggandeng tangan evan.

Evan menatap ina datar, ina berusaha untuk tidak menatap mata itu,

"eh iya, deluan aja".

VaNa(ON GOING)Where stories live. Discover now