11. pendekatan Nafi

807 40 5
                                    

Gak ada salah nya berjuang ,
Jika tidak berhasil
Berarti emang bukan untuk lu.

*~Hanafiah~*

*

*

*

*

*

Sepi, setelah kepulangan dua soibnya itu, yang baru pulang setelah dua jam lamanya dengan alaibi ingin menemani ina sampai kak kia datang.
Tapi tampaknya kak kia pulang sedikit agak telat, terpaksa soibnya itu pulang karna sudah dicariin orang rumah.

Ina memasuki kamarnya, lalu memilih kekamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Panas ina sudah lumayan turun, hanya tubuhnya saja yang masih terasa kurang enak.

Usai menyelesaikan acara mandinya, ina kembali merebahkan badannya keatas kasur dalam posisi tengkurap.

Mengambil Hp untuk menghilangkan rasa gabutnya. Seketika terbesit difikiran ina tentang sifat evan yang belakangan ini baik terhadapnya, meskipun masih tetap dingin sih. Tidak mau ambil pusing, ina memilih menutup matanya untuk kembali tertidur.


Ckelk

"Ina bangun". Ucap kia menepuk pundak ina.

"Na, bangun, makan dulu woi".

Ina mengerjapkan matanya," Kak kia udah pulang".

"Belum, ini arwahnya".

"Oooh, buna udah pulang gak kak?".

"Udah dari tadi, cepat turun terus makan, yang lain udah pada makan".

Ina dan kia menurunu tangga beriringan, saat hendak menuju dapur, suara ketukan pintu mengalihkan atensi mereka.

"Siapa kak?". Tanya ina pada kakaknya.

"Mana gue tau". Ucap kia lalu menuju pintu tersebut untuk memastikan siapa yang datang.

Setelah pintu terbuka, kia bersedekap dada melihat seorang laki laki tengah berdiri memegang buah dengan senyuman yang terpampang diwajahnya. Kia manatap laki laki itu dari atas hingga bawah.

"Siapa lu".

"Anu...inanya ada kak, saya Hanafi temannya ina kak".

"Oh teman ina, yaudah sini masuk inanya lagi makan". Suruh kia merubah raut wajahnya ramah.

Penasaran siapa yang datang, ina menghampiri mereka yang ada diruang tamu.

"Loh, nafi ngapain kesini". Tanya ina heran

"Mau jenguk lu, kata bila lu sakit, nih gue udah bawain buah, nyokap lu ada dirumah?".

"oalah, makasih ya harusnya gak perlu repot repot gini, buna ada kok didapur, mau aku panggilin?".
Baru saja hendak memanggil bunanya, buna liya datang dari arah dapur.

"Eh ada tamu rupanya". Kata buna menatap nafi intens. Nafi langsung beranjak dari duduknya lalu menyalimi tangan buna liya itu.

"Iya tan, kenalin saya nafi temannya ina".

"oooh iya iya, eh na kamu temannya datang kok gak diambilin minum". Suruh buna liya lalu mengajak nafi duduk kembali.

Baru saja ina beranjak untuk mengambilkan minum langsung dicegah oleh nafi.

VaNa(ON GOING)Where stories live. Discover now