37 // You Are Enough*

868 175 6
                                    

Tadi malam, Mabel makan dengan lahap setelah mandi dan merasa tubuhnya lebih segar. Bas, Mbak Ijah, dan Mbak Teti, yang mengetahui kejadian sebelumnya, begitu senang melihat Mabel bahagia seperti ini. Saat Mabel tidur, Mabel terus menempel pada Bas, pada pria yang konsisten menghargainya, mencintainya, dan sekarang Mabel cintai sepenuh hati.

"Selamat pagi, istriku yang cantik," Bas menyapa saat Mabel membuka mata. Belum juga kesadarannya muncul sepenuhnya, Mabel sudah dihujani pujian.

"Selamat pagi, suamiku paling apresiatif," Mabel membalas sembari mengulet.

Bas tertawa mendengar pilihan pujian Mabel.

"I love you," Bas menaruh tangannya di dada Mabel, menyelipkan wajahnya di lekukan leher sang istri.

"I love you too."

Sebenarnya hari ini hari Senin. Tapi Mabel tidak masuk kerja. Rita sudah diceritakan soal kejadian penculikan Mabel oleh Evil Queen. Bas juga sengaja izin dengan alasan istrinya sedang sakit.

"Bas," Mabel mendesah. "Aku mau merayakan."

"Hmm?" Bas tidak mengerti.

"Merayakan keberanianku dan cinta kita," Mabel tersenyum manis.

Bas sadar ke mana arah pembicaraan ini. Dia pun menyambut gembira. "Yakin? Sudah bisa?"

"Kita coba," Mabel mengangguk.

Bas menyibakkan selimut, duduk. Mabel juga bangkit, membuka kancing piyama dan menurunkan celananya.

Bas menjilat bibir, merangkak untuk mengunci Mabel di headboard dan serta merta menciumnya. Mabel menyambut gembira ciuman itu. Rasanya berbeda dari percintaan mereka sebelumnya karena Mabel sangat merasakan cinta dalam setiap gerakan mereka.

Mabel membuka kakinya lebar-lebar, memudahkan Bas untuk menempelkan diri kepadanya. Selain ciuman di bibirnya, Bas juga meraba dan mengelus payudara, perut, juga paha Mabel.

Tak mau berlama-lama dengan ciuman di bibir saja, Bas meraba turun. Bibirnya menciumi dan membasahi leher hingga dada Mabel. Untuk beberapa waktu, Bas memainkan payudara Mabel. Diremasnya kedua payudara itu, dijilatnya puting berwarna coklat itu, dibenamkannya wajah di tengah-tengah payudara yang membusung indah ini.

Mabel mendesah. Memasrahkan diri dalam sentuhan suaminya.

Usai memainkan kedua payudara Mabel, Bas menciumi perut Mabel, dan perhentian selanjutnya adalah vagina. Celana seksi Mabel diturunkannya, digantikan dengan mulut dan lidah yang siap beraksi. Dijilatnya setiap kulit yang terlihat diluar, selagi tangannya meraba paha mulus Mabel. Bas juga menciumi klitoris dan menjilatnya. Dilakukan bergantian dan berulang-ulang, hingga Mabel menggelinjang dan semakin basah.

Bas berlutut, ditariknya kaki Mabel hingga merosot ke tengah tempat tidur. Bas menindih tubuh Mabel, melumat bibir istrinya selagi penis di balik celananya digesekkan ke bagian intim Mabel. Mabel melingkarkan tangannya di leher Bas. Tapi sekarang ternyata Bas ingin bermain sedikit berbeda. Bas menarik Mabel untuk duduk, tetap menciuminya, tapi dua jarinya memasuki vagina lebih dulu. Masuk dan keluar dengan cepat hingga terdengar bunyi kecipak.

"Oh, Bas." Mabel mendesah selagi mencium Bas.

Bas bangkit lagi, sekalii lagi menarik Mabel hingga ke ujung tempat tidur, memintanya membungkuk. Sementara itu Bas berdiri dan menurunkan celananya, hingga muncullah penisnya. Mabel menyambut benda panjang itu, menggenggam dan meremasnya, lalu memasukannya ke dalam mulut.

"Mmm." Bagi Mabel, sarapan pagi ini begitu istimewa. Blow job untuk satu-satunya laki-laki yang berhasil membuat Mabel jatuh cinta.

Bas memegang kepala Mabel, sedikit menjambak rambutnya, saat kepala Mabel maju mundur dalam melumat penisnya. Mereka melakukan kontak mata, Bas menggigit bibir, mengerang nikmat. Mabel sengaja tidak hanya melumat, tapi juga meraba bokong Bas, mencium ujungnya, hingga menjilat seluruh bagian penis.

Lovygdala (END - WATTPAD)Where stories live. Discover now