9 // Sex Over A Table*

1.3K 222 19
                                    

Malam ini adalah malam lainnya di mana Mabel membawa pulang pekerjaannya. Meskipun seharian dia sudah bertemu klien, mengerjakan desain, rapat dengan Rita dan tim, tetap saja ada yang harus diselesaikan hari itu juga. Karena itu dia membawa pulang pekerjaan ke rumah. Begitu sampai, Mabel segera mandi dan masuk ke ruang kerjanya.

Sekitar setengah jam di dalam ruang kerja, ponsel Mabel menyala, menandakan adanya pesan masuk:

Baskara Adhitya:

Kata Mbak Teti, kamu di ruang kerja. Aku juga di ruang kerja ya. Come knock on my door if you need anything.

Mabel memutuskan untuk membalas singkat saja.

Vice versa. Selamat kerja!

Untuk lebih berkonsentrasi, Mabel memilih jenis lagu dengan tempo yang lebih cepat dan volume lebih dikencangkan. Mabel tahu, di ruang kerja lainnya, suasananya akan sangat berbanding terbalik.

Mabel bahkan tak keluar untuk makan malam. Pembantunya mengantarkan makan malam ke ruangannya dan Mabel makan selagi mencoret-coret beberapa konsep dan menelepon Rita. Mungkin ini efek karena dia cuti cukup lama, Mabel merasa tertinggal. Mungkin juga karena efek dari pemberitaan tentang dirinya, klien baru malah bertambah. Klien lama pun ada beberapa yang mengajukan permintaan kerja sama lagi.

Tanpa disadari, Mabel masih tetap merasa lapar. Dulu, ketika masih tinggal bersama ibunya hingga sebelum menikah, Mabel akan berusaha keras menahan rasa laparnya. Ratna keras sekali dalam aturan makan malam ini. Dia tidak mau ukuran tubuh Mabel 'membengkak' karena makan camilan malam-malam. Mabel tak punya pilihan lain selain menurut. Tapi jika benar-benar sedang lapar, dia akan memakan buah. Setidaknya mengganjal isi perut hingga bisa benar-benar makan keesokan harinya.

Sekarang, Mabel masih tetap menjaga kebiasaan itu, tapi malam ini dia juga sedang dilanda rasa lapar yang agak ekstra. Pasti karena banyaknya pekerjaan ini. Mabel pun memutuskan untuk keluar, meminta dibuatkan makanan. Namun betapa kagetnya Mabel karena sekarang ternyata sudah pukul sebelas malam!

Para pembantunya pasti sudah tidur. Pelan-pelan Mabel berjalan ke dapur. Karena kebiasaannya menjaga makan, tidak ada cemilan di rumah ini. Bas juga bukan tipe yang senang ngemil, dia memilih merokok. Mau masak dulu pun rasanya malas...

"Aduh gimana ya. GoFood aja gitu ya?" Mabel menggaruk kepalanya. Tapi kalau memesan makanan hanya sedikit, apalagi sudah malam, rasanya sia-sia. Mabel pun mengubah arah berjalannya menuju ruang kerja lainnya.

Mabel mengetuk pintu. Tidak butuh ketukan berulang untuk bisa membuat Bas menyahut, "Masuk."

Mulanya, kepala Mabel yang lebih dulu melongok ke dalam. Bas mendongak. "Kenapa?"

"Ternyata kamu masih kerja juga. Lapar nggak?" tanya Mabel selagi melangkah masuk.

"Nggak, udah makan tadi."

"Oh gitu." Ekspresi kecewa Mabel tak bisa disembunyikan.

"Kamu lapar?" Bas inisiatif bertanya.

"Dikit," Mabel mendekatkan jari telunjuk dan jempolnya.

"Mau masak atau GoFood?" Bas mengerti bahwa Mabel mencari teman. Dia melepaskan diri dari laptop.

"GoFood ya. Kamu mau juga gak?" Ekspresinya kembali lebih ceria. Agak melompat-lompat, Mabel menghampiri meja kerja Bas, membuka aplikasi.

"Boleh," Bas tersenyum. Biarpun dia sebenarnya tidak lapar dan lebih memilih untuk mengisi jeda dengan rokok, tapi melihat Mabel membutuhkan dukungannya, Bas tidak bisa menolak.

"Apa ya yang enak malam gini?" Mabel duduk di tepi meja, tungkainya berayun-ayun. Malam ini Mabel mengenakan piyama berlengan dan celana pendek. Jadi saat dia duduk begini, paha Mabel tepat sekali di samping tangan Bas.

Lovygdala (END - WATTPAD)Where stories live. Discover now