20 // Testing the Water*

1.1K 204 26
                                    

Karena sudah masuk bulan Ramadan, jadi update Lovygdala digeser ke setelah Maghrib yaaa!

*** 

"Hoi!" Refal menghampiri meja tempat Bas sudah menunggunya. Refal mengulurkan kepalan tangannya sebagai salam, yang disambut oleh Bas juga dengan kepalan tangan.

"Sehat?" Bas bertanya.

"Halah kayak siapa aja lo." Refal menaruh tas dan mengeluarkan laptop. "Tumben lo ngajak ketemuan di hari kerja."

"Begitulah. Pengen ngobrol aja," kata Bas. "Pesen dulu, Fal."

Refal melihat sekilas menu yang masih ada di meja. Dia pun memutuskan memesan Es Kopi Susu Gula Aren saja.

"Ada apa bro?"

Kalau di drama Korea yang pernah Bas tonton, dua sahabat wajar bertemu sepulang kerja untuk mengobrol soal apapun. Bedanya, mereka akan ditemani soju atau minuman keras lainnya. Tapi karena tak sesuai dengan budaya di sini, Bas mengajak Refal bertemu sambil menikmati kopi.

"Gak apa-apa. Pengen ngobrol aja. Sekalian sebat," Bas mengeluarkan sebatang rokok. Benar-benar satu batang saja.

"Sebat sampe ngajak gue ketemu?" Refal agak kebingungan. Pasalnya, Bas bisa saja merokok di mana saja.

"Momentum aja. Gue udah seminggu nggak ngerokok." Bas menyalakan rokoknya, menghirup rokok setelah sekian hari puasa ternyata berbeda rasanya.

Refal tertawa, mengeluarkan rokoknya sendiri. "Dilarang istri?"

"Nggak juga sih. Gue kan mau punya anak. Jadi dokter ngelarang ngerokok. Tapi kalau udah biasa ngerokok kan nggak bisa langsung berhenti. Makanya ini gue beli sebatang doang, Fal. Nggak lebih. Cuma kangen doang."

"Oh, Mabel bakal ngomel kalau lo ngerokok di rumah?" Refal juga menghirup rokoknya dengan sukacita.

"Nggak tau. Mungkin aja. Jadi ya sekalian gue ngerokok di luar."

Refal meminta izin menyelesaikan pekerjaannya dulu. Karenanya, Bas menunggu Refal dengan bermain game di ponsel.

"Oke udah beres. Jadi gimana?" Refal sudah meletakkan laptop kembali ke tas.

"Fal, lo bisa bedain nggak, ngewe karena nafsu sama karena cinta?"

Refal melongo, mulutnya terbuka lebar.

"Mana gue tahu. Gue kan belum nikah."

"Ada orang yang nggak perlu nikah buat kawin, Fal," Bas nyengir.

"Dih," Refal menggeleng. "Gue masih perjaka. Nggak bisa jawab pertanyaan lo."

Bas tertawa lagi.

"Kunaon ai maneh?" Refal tidak mengerti kenapa Bas tiba-tiba bertanya begitu. Mungkin ada kaitannya dengan pernikahannya? "Maneh selingkuh nya? Ngewe maneh jeung si Aura?"

"Anjir goblog," Bas refleks membalas. "Setia aing mah."

Tapi mata Refal masih menyipit, penuh kecurigaan. "Maneh inget kan aing sepupu Mbak Rita? Mbak Rita teh sobatna istri maneh."

Bas merasa obrolan ini menjadi lebih serius ketika sekarang mereka sudah kembali ke bahasa saat mereka sekolah dulu.

"Kalem." Bas menghabiskan rokok dan mengangkat tangan. Satu batang sudah habis dan entah kapan Bas bisa merokok lagi. "Jujur we urang mah nya ka maneh."

Refal melipat kedua tangan di atas meja, macam sedang mendengarkan penjelasan guru dengan saksama.

"Lo tahu kan gue nikah sama Mabel nggak berapa lama setelah kita ketemuan? Lo juga yang ingetin gue buat pake kondom. Yang ternyata gue lupa nggak pake."

Lovygdala (END - WATTPAD)Where stories live. Discover now