5 // Work, Sex, Repeat*

1.6K 238 22
                                    

Yang lagi puasa sunah lebih baik bacanya setelah Maghrib yah~

*** 

Semuanya terjadi begitu cepat sampai Mabel sama sekali tidak percaya. Siang itu, Mabel pulang ke rumahnya lalu pergi lagi ke... rumah sakit. Di sana, Bas memperkenalkan Mabel pada orang tuanya. Tidak serta merta menyebutkan apa status Mabel, karena yang utamanya adalah memperlihatkan kesungguhan Bas terhadap ceritanya. Kedua orang tua Bas tentu saja kaget akan kemunculan seorang wanita cantik dan anggun di sisi putra mereka. Namun mereka tak menanyakan apa-apa, menunggu hingga Bas yang menceritakannya sendiri, mengingat 'tenggat waktu' yang semuanya tahu semakin mendesak.

Sebaliknya, Mabel tak mengajak Bas bertemu Ratna. Ibunya sudah kembali ke Jakarta dan sebenarnya terus mencecar Mabel tentang pernikahan dan Jordan. Tapi setelah pulang dari rumah sakit, Mabel menelepon ibunya, mengatakan dia sudah menemukan pria yang ingin dinikahinya. Bukannya mendapat persetujuan langsung, Ratna malah meminta CV Bas kepada Mabel.

"CV?" Bas tertawa, agak meremehkan. "What am I jumping into?"

Wajah Mabel berubah muram. "In case I haven't told you clearly about my mother..." Mabel membuka ponselnya, menelusuri internet menuju halaman website dewan, yang menampilkan foto dan biodata singkat ibunya.

Bas melongo. "Lo cuma cerita bahwa nyokap lo... dominan, tapi nggak bilang bahwa dia, powerful?"

Mabel memaksakan tersenyum. "I wouldn't be this upset if she's not that... powerful." Mabel mengutip istilah Bas. "Itulah kenapa dia butuh tahu latar belakang kamu, termasuk mungkin latar belakang orang tua kamu."

Mabel menatap Bas, merasakan rasa bersalah. "Maaf."

Melihat kesedihan di mata Mabel, Bas sama sekali tak merasa kesal. Dia ikut merasakan tekanan yang dihadapi Mabel. Keinginan Mabel untuk dianggap sebagai putri seorang perempuan, bukan hanya komoditas yang bisa membantu ibunya mencapai sesuatu.

"Nggak usah." Bas menyentuh punggung tangan Mabel, menunggu izin untuk memegang lebih erat. Mabel memberi isyarat dengan membalikkan tangannya, membuka akses agar Bas bisa menautkan jari-jarinya. "Tapi apakah aku bisa menang melawan pilihan ibumu?"

Mabel mencari informasi tentang Jordan. Sama seperti dirinya, Jordan juga anak dari orang penting, jadi tak sulit mencari informasi tentang dia.

"He was involved in several 'accidents'. Lo yakin mau dijodohin sama dia?" Bas terlihat geram. "Sedangkan catatan kriminal gue bersih."

Mabel malah tertawa kecil. "Gue percaya. Mungkin itu bisa jadi nilai tambah. Kalau perlu, bawa SKCK deh."

Bas ikut tertawa lagi. "Buat meyakinkan lo, Bel, lo bisa tanya tentang gue ke Mbak Rita, atau ke Refal langsung. Supaya lo tahu juga siapa yang akan lo jadikan suami pura-pura ini."

"Dan kalau gue lakukan itu, lo juga akan cari tahu tentang gue?"

"Sure." Bas menyeringai.

Satu hari kemudian Bas dan Mabel mencari tahu tentang satu sama lain. Mabel memberitahukan perihal Bas pada ibunya, sedikit mengancam–walau itu membuat jantungnya berdetak cepat dan keringat dingin membasahi tangannya. Mabel tak menceritakan bahwa Bas dan dia hanya berpura-pura. Di cerita Mabel, Bas adalah teman lama yang dikenalnya dari Rita, dan baru saja menyatakan perasaan padanya. Karena memang Ratna memintanya menikah, Mabel merasa ini kebetulan yang menyenangkan.

"Fine. Segera menikah, buat anak, dan hentikan semua skandal ini." Ratna memutuskan lewat telepon. Meskipun dia mendapat persetujuan, tapi Mabel merasa sedih. Keputusan ibunya seakan Mabel adalah karyawan yang bisa dia suruh sesukanya, bukan putri kandung yang memiliki masa depan dan perasaan.

Lovygdala (END - WATTPAD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang