91.Hal Yang Tidak Akan Berubah

88 6 2
                                    

Kereta yang membawa Harith dan Granger tiba di Moniyan pada pagi hari sekitar pukul 9.

Malam itu,setelah mendapat surat dari Gusion,Harith dan Granger segera kembali ke moniyan.Mereka mencari kota terdekat untuk mencari kendaraan angkutan.

Harith pada saat itu sudah ingin segera kembali tanpa memikirkan apapun,tapi Granger mengingatkan bahwa mereka tak mungkin berjalan kaki dari reruntuhan kota di pelabuhan Moniyan Plains ke ibu kota Moniyan, perjalanan menggunakan kereta kuda saja memakan waktu kurang lebih delapan jam.

Granger menenangkan Harith,dan membujuknya untuk mencari kota terdekat,mereka menyewa beberapa kereta dan kembali ke moniyan malam itu juga.

Ketika tiba di gerbang masuk kota Moniyan,kereta berhenti.Harith dengan tidak sabaran segera melompat turun dari kereta,dia mengabaikan segalanya dan segera berlari masuk ke kota Moniyan.

Granger berteriak memanggil Harith,tapi Harith tidak peduli dan sudah berlari jauh.

Melihat itu Granger hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Dua orang prajurit yang menjaga gerbang masuk kota bahkan hendak mengejar Harith yang sudah menerobos masuk begitu saja ,tapi Granger menghentikan mereka.

Kedua prajurit itu mengenali Granger, mereka menunduk hormat dan mendengarkan Granger.

Sementara Harith sudah berlari pergi,melewati jajaran orang-orang yang memenuhi kota di pagi hari.Beberapa kali dia menabrak satu dua orang.Mereka berteriak kepada Harith tapi Harith menjadi tuli dan terus berlari.

" Alu..Alu.."

Dalam hatinya dia hanya memikirkan satu nama,Alucard.Surat itu dari Alucard untuk dirinya,Granger bilang itu adalah tulisan tangan Alucard,itu artinya pria itu sudah sadarkan diri.

Harith tidak mengenali tulisan tangan itu,sejujurnya sudah lupa bagaimana tulisan tangan Alucard,tapi dia percaya pada Granger,dia percaya pada harapan dalam hatinya.

Harith terus berlari dengan jantung berdebar,dia tidak peduli dengan sekelilingnya,saat ini dia hanya ingin segera sampai ke tempat Diggie dan bertemu Alucard.

Harith berlari dengan perasaan yang campur aduk,dia merasa sangat senang tapi juga merasa takut,takut jika ini hanya sebuah ilusi.Jantungnya terus berdebar tidak karuan.Dia hampir menangis.

Gedung bangunan yang dia tuju sudah ada terlihat didepan mata,letaknya tidak jauh dari istana kerajaan.Harith semakin tidak sabaran.
Dia berlari dipekarangan seperti orang gila.

Harith bernafas dengan terengah-engah,
membuka pintu dengan tidak sabaran.

Tidak ada Diggie ditempat kerjanya,tapi Harith tidak memikirkan itu.
Dia segera berlari menuju ruangan Alucard.

Harith membuka pintu dengan ceroboh,jantungnya berdebar-debar menantikan pemandangan didalam ruangan sana, membayangkan sosok Alucard yang akan menyambutnya dengan sebuah senyuman.

Tapi ternyata ruangan itu kosong.Harith tertegun, perasaannya menjadi semakin bercampur aduk.

Dimana Alu?.

Tunggu,jika dia tidak ada diruangannya itu artinya....

Harith baru akan segera pergi untuk mencari sosok Alucard,tapi tidak sengaja pandangannya mengarah ke kaca jendela ruangan,disana dari kejauhan Harith melihat ada seseorang yang berdiri dekat kolam hias yang dikelilingi bunga hydrangea.

Mata harith melebar secara perlahan,dia memang tidak melihat secara jelas.Tapi sosok yang berdiri dengan masih memakai piyama rumahan itu Harith bisa mengenalinya,meski dia hanya melihat punggungnya dari kejauhan.

TroubleWhere stories live. Discover now