The best of me

15K 750 42
                                    

Ayoo play lagunyaa sembari membaca

***

Temen aku ada yang bilang kaya gini, "Jangan berharap sama manusia, sakit soalnya"

Benarkah?

***

"Hai,"

Gianna melihat ke arah seorang laki-laki yang masuk ke dalam Studio.

laki-laki itu membawa seorang perempuan yang sedang ia genggam.

Gianna tersenyum simpul, ia lalu berjalan mendekat ke arah mereka.

"Hai Adik ku, lama tak bertemu," sapa Lian memeluk Gianna sekilas.

"Hai juga Abang," balasnya, lalu pelukan Gianna beralih pada seorang perempuan yang sangat cantik, di samping Abangnya.

"Hai Kakak ipar," sapa Gianna.

"Hai Gianna, Gue kangen banget tau sama loo?" ujar perempuan itu memeluk Gianna erat.

"Carissa, jangan erat erat peluknya, sayang Anak kita kejepit," tegur Lian melihat ngeri ke arah perut besar Carissa.

"Hahaha, udah kak, kasihan ponakan gue sesek noh," ujar Gianna melonggarkan pelukan mereka.

Gianna mengelus pelan perut Carissa, perempuan yang sedang hamil Anak Abangnya.

Lian yang sudah menikah dengan Sang Pacar—Carissa. 1 tahun yang lalu, hari di mana Gianna merelakan sang Abang menjadi bagian hidup perempuan lain.

Hari bersedih ketika ia akan kehilangan orang yang disayangnya lagi.

Tapi ternyata ia bisa melewati kesendirian itu dengan dirinya sendiri, walau banyak sedihnya, waktu terus berlalu, dan sebentar lagi, Gianna akan menjadi Aunty.

Aunty? Haha, perasaan baru kemarin Gianna menjadi gadis kecilnya seseorang.

Gianna kembali menatap sang Abang. "Ngapain lo?" tanyanya, karna biasanya abangnya ini jarang menemuinya lagi.

"Gue mau bikin Tattoo dong," ucapnya.

Terlihat binar senang di mata Gianna, Giannapun segera menyiapkan alat Tattoonya untuk menattoo Sang Abang.

Sang Abang berbaring di kursi khusus Tattoo itu dengan Gianna yang sudah siap dengan alatnya. "Oke, gue mulai ya." ujarnya terlihat senang.

"Tattooin gue nama Carissa, tanggal lahirnya, dan nama calon Anak gue," ucapnya jelas.

Seketika tangan Gianna berhenti, senyumnya luntur, apa yang ia harapkan?

Ia lalu mengangguk pelan, lalu mulai menatto Sang Abang seperti yang di request.

Matanya melihat sendu ke arah Tattoo Kepompong yang dulu pernah ia buat di tubuh Sang Abang, Tattoo yang jelek karna saat itu Gianna baru belajar.

Gianna tak melihat lagi ke arah Tattoo itu, toh sepertinya tak berharga lagi kan? Abangnya juga mungkin sudah lupa saat itu.

Ia lupa, kini segela tentangnya bukan lagi milik Sang Abang. Lian sudah mempunyai keluarga kecilnya, Lian sudah berbahagia, Lian sudah mempunyai orang yang ia sayang, yang bukan lagi dirinya.

Tak ada lagi sosok Abang, sosok itu sudah selesai masanya, kini Lian milik orang lain.

Gianna baru menyadari, rupanya ia sekesepian ini.

Orang yang pernah singgah, yang pernah jadi rumah, yang pernah berteman, akan terus mempunyai jalan hidup yang baru, tapi Gianna? Kenapa terus berada di masa lalu?

Beautiful Tattoo (COMPLETED) + (REVISI)Where stories live. Discover now