fav hobby ; miss her

22.7K 907 4
                                    

~you light my flame~

Gianna berlari cepat ke arah Kendrix yang mencoba berdiri dari kasur.

"Heh lo ngapain sih, diri diri?! udah tau sakit! Kenapa ngeyel banget sih jadi oranh?!" murka Gianna, perempuan itu segera menuju Kendrix untuk kembali ke kasur.

"Lo sih kelamaan!" sergah balik Kendrix sembari menggoyang goyangnya kepalanya karna rambutnya berjatuhan mengenai matanya.

"Dih kok balik marah sih!" ujar Gianna kaget.

"Siapa suruh lo pergi?! Kalau udah di sini gak boleh pergi pergi," ucap nya dengan menatap tajam Gianna sembari merentangkan tanggannya.

"Apaan?!" tanya Gianna melihat wajah marah Kendrix namun perlakuan cowo itu berbanding terbalik.

"Sini, peluk, apalagi emang?" ucap Kendrix mencoba untuk mengungkapkannya, ia membenci Gianna yang tak segera memeluknya.

Gianna tersenyum usil, rupanya laki-laki ini mencoba merendahkan gengsinya. "Enggak mau, gue mau pulang," ucap Gianna.

"Yaudah pulang aja sana! Gak usah kompres kompres sialan lagi!" ucap Kendrix tajam.

"Oh yaudah gue pulang ya." Gianna lalu menaruh baskom dan air hangat di lantai, ia ingin mengerjai laki-laki itu.

Gianna keluar dari kamar Kendrix dan menutup pintu kamar itu, ia memilih diam di depan pintu.

"Kalau lo gak masuk dalam hitungan ke lima gue yang bakal ke sana, " ujar Kendrix menatap benci ke arah pintu.

Gianna tertawa kecil mendengar ancaman Kendrix dari dalam kamar, laki-laki itu tau Gianna masih di depan pintu.

"Satu...dua...empat..." Kendrix memainkan lidahnya dalam mulut, perempuan ini benar benar tak akan masuk? Baiklah, Gianna ingin bermain ternyata.

BRAK!

"ARKHH"

Dengan wajah panik Gianna segera masuk ke dalam kamar laki-laki itu.

Gianna seketika mematung, melihat lampu kamar yang awalnya berada di nakas samping tempat tidur sudah pecah di bawah, dan melihat senyum manis Kendrix di atas tempat tidur dengan keadaan laki-laki itu merentangkan tangannya di atas kasur.

"Peluk,"

Giannna mengelus dadanya sabar. "Sumpah Kendrix gak lucu, gue kira lo kenapa napa." ujar Gianna, jantungnya berdegup cepat.

"Makanya jangan main main sama gue!" ucap Kendrix tegas.

Gianna lalu kembali mengambil baskom dan air hangat. "Usil banget sih jadi orang," ocehnya.

"Hati hati jalannya, jangan sampe kena pecahan lampu," ujar Kendrix.

"Ya makanya jangan ngamuk!" balas Gianna, berjalan hati-hati agar kakinya tak mengenai pecahan lampu yang tadi sempat Kendrix banting untuk menakuti dirinya.

"Tiduran dulu, biar gue kompres lo dulu, jangan sampe naik lagi suhunya, peluknya nanti dulu ya?" ujar Gianna lalu kembali duduk disisi kasur.

Kendrix mematuhinya, ia membaringkan kembali tubuhnya agar kembali tiduran, dengan perlahan Gianna merapikan rambut laki-laki itu agar tak menghalangi kompresannya.

Mata Kendrix terlenjam kala tangan lembut Gianna menyentuh dahinya, tangan itu benar benar halus, ia benar benar seperti merasa di sayang, sangat nyaman, Gianna selalu bisa membuat dirinya merasa nyaman.

"Makasih Peachy girl, thank you making me a better person," (Terima Kasih telah membuatku menjadi orang yang lebih baik) ucap Kendrix pelan. Ia merasa Gianna adalah bahagia yang tak bisa ia ekspresikan, segala tentang Gianna Kendrix menyukainya, Gianna yang marah, Gianna yang khawatir, Gianna yang senang, dan Gianna yang tulus. Semoga itu semua bisa Kendrix rasakan dengan lama.

Beautiful Tattoo (COMPLETED) + (REVISI)Where stories live. Discover now