Energy doesn't lie

23.3K 827 2
                                    

~I play LIFE like a pro!~

Gianna menelusuri koridor Sekolah, seperti biasa dipagi buta yang hanya dia sendiri di sini, sengaja ia datang sepagi ini untuk menghindari perhatian dari orang-orang, apalagi beritanya yang menentang Rebecca kemarin tersebar luas diseluruh Manggala.

Tentang seragam dan kunci motornya, kemarin Kendrix telah mengirimkan seragam baru dan kuncinya ke rumah.

Sesampainya Gianna di dalam Kelas, ia melihat Ava yang sedang menulis sesuatu dibukunya.

"Pagi Ava," sapa Gianna.

Ava memperbaiki letak kacamatanya, lalu perempuan itu melepaskan Airpods yang terpasang pada telinganya. "Hai Gianna, eh ada yang mau gue tanyain deh sama lo," ucap Ava.

Gianna mengangguk dan mendudukkan dirinya disamping Ava. "Mau tanya apaan?"

"Kok bisa sih lo senekat itu sama Rebecca?" tanya Ava penuh penasaran.

"Kejadian yang kemarin?"

Ava mengangguk. "Makanya lo kemarin buru-buru pulang kan? Gue gak kepikiran kalau lo dituding sama Rebecca,"

Gianna mengedikkan bahunya. "Gue gak merasa cari masalah deh sama mereka."

Ava mengangguk paham. "Ya, Rebecca emang gitu, orang diem doang kalau dia menganggu penglihatan Rebecca juga bakal dibully, eh tapi lo gak papa kan? Gue denger dari kelas sebelah lo sempet ngelawan ya?" tanya Ava.

"Ya gue ngelawan juga karena gue emang engga salah apa apa anjir," balas Gianna cepat.

"Ya bagus dong! Dari dulu engga ada yang bisa lawan Rebecca," ucap Ava sembari memperbaiki kacamatanya. "Dia itu sering rendahin orang-orang yang lebih kecil dari dia, merasa angkuh, selalu sembunyi di belakang Kendrix, mentang-mentang dia deket sama Kendrix, cih." sambung Ava dengan raut kesalnya.

Gianna memiringkan kepalanya. "Rebecca, deket sama Kendrix?" tanya nya pelan agar tak menimbulkan kecurigaan.

Ava mengangguk yakin. "Rebecca itu lengket banget sama Kendrix, di mana ada Kendrix pasti ada Rebecca. Katanya sih mereka pacaran, tapi gak tau juga, karena mereka ga publis apapun," jelas Ava.

Gianna terdiam mendengar itu. Rebecca? Kendrix? Mengapa bisa bisanya Gianna lupa akan hubungan kedua orang itu? Gianna juga baru sadar di mana ia melihat Rebecca pasti ada Kendrix. Apakah mereka benar benar pacaran? Lalu mengapa selama ini Kendrix bersikap seperti selalu mendekatinya? Gianna yakin sekarang bahwa Kendrix tak menyukainya, Gianna berpikir sikap Kendrix selama ini hanya karena laki-laki itu ingin bermain main saja, tapi itu sama saja seperti Kendrix tak menghargai pacarnya bukan? Laki-laki itu benar-benar seorang pemain.

Tapi entah mengapa saat mengetahui fakta tentang Rebecca dan Kendrix, membuat Gianna sedikit kesal.

"Oh mungkin beneran pacaran kali," ujar Gianna dengan raut sok tak pedulinya.

Ava hanya mengangguk setuju, ia pun memikirkan hal yang sama.

***

Kendrix memasuki sebuah ruangan dilantai 4 Sekolah, ruangan yang di depan pintunya bertuliskan Ruang Musik Manggala, tempat yang Wergan suruh datangi pada Kendrix.

"Wes Ken, gue kira lo gak bakal dateng," ucap Wergan saat Kendrix memasuki Ruang musik. "Nih pesenan lo." Wergan lalu memberikan sebuah kotak kecil pada Kendrix, Kendrix memang sempat membeli sebuah barang dari Wergan.

Dimasa remaja seperti ini, Wergan adalah seorang pengusaha Vape, ia bahkan membuka sebuat toko Vape yang cukup famous dikalangan anak muda, dan seminggu yang lalu Kendrix kembali memesan Vape pada Wergan.

Beautiful Tattoo (COMPLETED) + (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang