SPESIAL: Belajar Mengemudi part 1

2.8K 310 11
                                    

Halo, karena hari ini adalah hari berbahagia, aku akan upload spesial chapter. Chapter ini seperti Au, nggak masuk ke bagian jalan cerita utama yaaa... jadi kita refreshing dulu sebelum masuk kembali ke konfliknya.

Happy reading ^^

***

BELAJAR MENGEMUDI part 1

Hari yang cerah setelah tiga hari berturut-turut mendung dan hujan. Kaia mengintip di balik tirai jendelanya untuk memastikan bahwa ini adalah hari baik. Ia mengangguk puas mendapati sinar matahari yang menerangi dunia tanpa ada awan yang mengganggu.

Hari yang cerah untuk belajar mobil pikirnya.

Segera gadis itu itu bersiap-siap. Seperti yang dijanjikan kakaknya minggu lalu, jika minggu ini kosong dan cuaca cerah maka Kevin akan mengajarkan Kaia menyetir mobil. Selama ini Kaia selalu mengenakan transportasi umum atau diantar oleh Kevin. Kesibukan kevin semakin tak bisa diganggu akhir-akhir ini, sampai akhirnya Tio menyarankan Kaia untuk belajar menyetir saja.

Awalnya Tio berniat memasukan Kaia ke sebuah sekolah mengemudi. Namun seorang pahlawan kesiangan atang dengan dada yang membusung tinggi.

"Apakah fungsi kakak kalau mengajarkan adiknya menyetir saja tidak bisa. Kaia! Minggu depan, kalau matahari bersinar terang, kakakmu ini akan mengajarkanmu menyetir! Kamu akan bisa menyetir dalam tiga puluh menit!"

Tentu saja kalimat Kevin itu membuat Tio khawatir. Pasalnya mereka hanya punya dua mobil. Satu mobil tua manual yang mesinnya sering mati di tengah jalan dan satu lagi mobil matic baru milik Kevin yang dirawat bak anak sendiri.

"Ah, papa itu terlalu khawatir berlebihan. Papa harus belajar mulai mempercayai Ai. Ai itu kan anak pintar. Juga belajar matic tidak sesulit itu. Mobil-mobilan anak lima tahun sekarang juga sudah seperti mobil beneran. Ai pasti bisa. Ada Kevin yang jagain, Ai."

Kaia merasa sangat bersyukur memiliki kakak yang sangat pengertian seperti Kevin. Berbekal izin dan restu Tio, Kevin membawa Kaia ke sebuah lapangan kosong. Kevin memperkenalkan beberapa hal dasar seperti tanda dan kegunaan perseneling, kemudian rem-gas, tak lupa beberapa tanda sinyal yang ada di depan setir pengemudi.

Kaia mengangguk-anggukkan kepalanya. Penjelasan Kevin cukup mudah dimengerti. Setelah Kevin menjelaskan, ia bertanya beberapa hal yang sudah ia beritahu dan Kaia dengan lancar menjawab semua pertanyaan Kevin.

"Pintar sekali. Nah, sekarang hirup udara panjang dan hembuskan perlahan. Sudah tenang?"

Kaia melakukan hal yang diperintahkan oleh kevin. "Sudah, kak."

"Sambil injak pedal rem. Turunkan rem tangan kemudian ubah perseneling menjadi D. D untuk Drive, artinya jalan."

"Bagus, kakinya diangkat pelaaaaaaaaaan sekali dari rem terus pindah ke gas."

Kaia melakukannya dengan lancar membuat Kevin tersenyum puas. Tiga puluh menit mereka berlatih maju mundur bermain gas dan rem. Kevin merasa adiknya suah mulai paham penggunaan gas dan rem, kemudian latihan dipersulit dengan mulai berbelok. Kevin ikut memegang setir kemudi agar bisa mengajarkan kaia sejauh apa setir perlu diputar untuk satu putaran penuh atau hanya berbelok.

"Bagus! Bagus sekali, Ai! Gini papa mau masukin kamu ke sekolah mengemudi? Yang bisa kita rugi. Ini sama saja kamu bayar orang berjuta-juta cuma buat jadi penumpang saja. Sekarang kita coba di jalanan perumahan ya? Berani?"

"Berani, kak."

"Bagus. Yang penting kalau belok harus apa?"

"Harus selalu menyalakan lampu sein sebelum seratus meter dan jangan langsung belok, harus lihat kiri dan kanan dulu."

Jangan Bilang Papa!Where stories live. Discover now