41

4.7K 679 51
                                    

Jangan lupa banyak banyak vote dan komen yaaaa ^^

Selamat membaca!!!

***

Kaia tengah melaporkan hasil pekerjaannya yang diterima tanpa revisi. Manager yang bertanggungjawab mengangguk dan memberikan izin Kaia untuk lanjut dan meminta gadis itu menemaninya dalam rapat bersama beberapa staff lain.

Karena akhir tahun sudah dekat, rapat akhir tahun semakin banyak dan para staff departemennya semakin sering lembur sedangkan sebagai anak magang, dirinya selalu diizinkan pulang terlebih dahulu.

Persiapan rapat telah usai, rapat tersebut juga akan diikuti oleh Prabas dan kakaknya. Kaia hanya diikutkan untuk belajar sebagai anak magang maka dari itu ia didudukkan di ujung ruangan bersama para asisten juga anak magang lain dari departemen lain. Mereka hanya tinggal menunggu presdir untuk tiba.

Tiga puluh menit mereka menunggu namun tidak ada informasi keterlambatan. Bahkan asisten presdir pun tidak muncul untuk menyampaikan apapun. Kaia melihat ponselnya dan membuka pesan dari Prabas. Sudah tiga hari sejak kunjungan ke apartemen Prabas, Prabas sama sekali tidak mengirimkannya pesan. Apapun itu. Termasuk rekap sisa hutangnya. Kakaknya pun tidak mengatakan apapun. Seperti ketika mereka sedang makan malam biasa, kakaknya itu hanya diam tidak melaporkan apapun ke papanya.

Biasanya Kevin akan selalu mengeluh akan pekerjaan yang tak kunjung selesai setiap hari. Tapi tiga hari ini Kevin hanya bilang bahwa pekerjaannya lebih banyak. Tanpa mengeluhkan sikap Prabas.

Mereka memutuskan untuk menunggu sambil menghubungi asisten Prabas. Manajer yang bertanggung jawab menghubungi asisten presdir menggeleng meminta maaf atas rapat yang harus ditunda.

"Saya baru mendapatkan kabar dari Pak Alatas ternyata Pak Prabas sedang dirawat di rumah sakit. Pak Kevin sepertinya lupa mengubah jadwal hari ini. Jadi, untuk rapat selanjutnya kita akan menunggu jadwal pengganti dari Pak Kevin atau Pak Alatas."

Kaia yang mendengar kabar barusan terkejut. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali mendengar kabar Prabas yang sekarang berada di rumah sakit. Kenapa Prabas tidak memberitahunya jika dia sedang dirawat? Apa karena luka di kepalanya? Atau Prabas sakit yang lain?

"Kaia? Hei, Kaia?"

Kaia terkesiap ketika mendapati seseorang menyentuh pundaknya.

"Oh, maaf."

"Ayo kita kembali ke ruangan," ajak seorang staf yang melihat Kaia duduk melamun sendirian.

Bertepatan mereka kembali ke ruangan, Kaia berpapasan dengan Kevin yang baru tiba dengan asisten Prabas yang lain. Gadis itu ingin mengangkat tangannya namun ia tahan mengingat Kevin pasti akan curiga jika Kaia bertanya mengenai keadaan Prabas tiba-tiba. Kaia pun kembali ke ruangan dan menunggu sampai Praba semberitahunya sendiri.

Meskipun ia sudah mencoba untuk fokus, namun pikiran Kaia selalu terbang ke tempat lain. Ia terus bertanya-tanya mengapa Prabas sampai sakit dan mengapa pria itu tidak berikan kabar. Jika benar akibat lukanya yang kemarin, Kaia akan merasa sangat bersalah. Karena dirinya tidak memaksa Prabas untuk langsung ke rumah sakit.

Setelah selesai, manager mengajak beberapa staff untuk makan malam bersama. Namun Kaia izin untuk tidak bisa hadir dengan alasan ada kepentingan keluarga. Gadis itu kini berdiri sendirian di depan lobi kantor sambil menimbang apakah dia harus izin papanya untuk pulang terlambat atau tidak.

Kaia hanya ingin tahu keadaan Prabas saja. Ia khawatir sakit Prabas parah karena pria itu sama sekali tidak menghubunginya tiga hari terakhir. Apakah ia perlu menghubungi Alatas, asisten Prabas yang lain untuk memberikan alamat rumah sakit dimana Prabas dirawat?

Jangan Bilang Papa!Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora